AIRSPACE REVIEW – Iran sedang merombak kemampuan peperangan maritimnya dengan investasi terfokus pada kapal selam kecil yang dipersenjatai lengkap dan kapal permukaan cepat berukuran kompak yang dilengkapi rudal.
Para analis pertahanan mengatakan pergeseran ini mencerminkan pergeseran dari kekuatan laut konvensional menuju kekuatan yang lebih lincah dan berlapis.
Kekutan baru ini dirancang untuk mengimbangi keunggulan Angkatan Laut AS dan sekutu di Teluk Persia dan perairan sekitarnya.
Alih-alih mengejar kapal selam besar dan jarak jauh, Iran justru berfokus pada kapal selam kompak yang dioptimalkan untuk operasi di lingkungan pesisir dangkal.
Platform seperti kelas Ghadir dan kelas Fateh yang lebih canggih, merupakan kapal selam serang yang dirancang khusus dan mampu mengerahkan torpedo kelas berat, menebar ranjau, dan meluncurkan rudal jelajah antikapal, namun tetap sulit dideteksi.
Di perairan Selat Hormuz yang sempit dan kompleks secara akustik, siluman dan kemampuan manuver lebih diutamakan daripada ukuran dan daya tahan.
Kapal selam ini dapat memanfaatkan kebisingan dan gangguan alami di wilayah tersebut, sehingga menyulitkan deteksi sonar bahkan oleh pesawat patroli maritim tercanggih sekalipun.
Sementara untuk di atas permukaan air, Iran sedang mempercepat produksi kapal rudal berkecepatan tinggi dan kapal tempur berukuran kompak, termasuk jenis katamaran.
Banyak dari platform ini, seperti kelas Shahid Soleimani dan armada kapal serang cepat kecil yang telah lama beroperasi, dipersenjatai dengan rudal antikapal Noor dan Ghadir yang berasal dari C-802 China.
Senjata-senjata ini dapat menyerang target antara 120 km dan 300 km jauhnya, memberi Iran jaringan pertahanan pesisir yang kuat dan kemampuan untuk memproyeksikan selubung ancaman di seluruh jalur pelayaran utama.
Kombinasi kapal cepat, kapal selam mini, dan sistem tanpa awak membentuk inti doktrin angkatan laut asimetris Iran. Jika terkoordinasi, pasukan ini dapat melancarkan serangan saturasi multi-domain.
Kapal selam dan kendaraan bawah air nirawak beroperasi di bawah permukaan, sementara kapal cepat rudal dan drone bersenjata menyerang target dari atas. (RBS)
AIRSPACE REVIEW - Perusahaan pertahanan udara dan antariksa Rusia, Almaz-Antey Aerospace Defense Concern, telah menandatangani…
AIRSPACE REVIEW - Akuisisi 20 unit jet tempur Eurofighter Typhoon oleh Turkiye, melalui kontrak senilai…
AIRSPACE REVIEW - BAE Systems telah menerima kontrak senilai 11 juta USD dari Korea Aerospace…
AIRSPACE REVIEW - Perusahaan pertahanan Uni Emirat Arab (UEA) EDGE Group dan EM&E Group dari…
AIRSPACE REVIEW - Estonia dikabarkan mengakuisisi enam peluncur roket multilaras (MLRS) K239 Chunmoo dari Korea…
AIRSPACE REVIEW - Textron Aviation Defense (TAD) pada 21 Desember 2025 mengumumkan telah menyelesaikan perjanjian…