Drone

Pemberontak RSF tembak jatuh drone Akinci Sudan dengan sistem pertahanan udara FB-10A buatan China

AIRSPACE REVIEW – Dalam perang saudara di Sudan, pasukan antipemerintah RSF(Rapid Support Forces) dikabarkan telah menembak jatuh drone Akinci buatan Turkiye yang dioperasikan oleh tentara pemerintah.

Dilaporkan drone tersebut ditembak saat terbang di atas langit Darfur utara.

Akinci adalah drone intai serang buatan Baykar yang baru dimiliki oleh Angkatan Bersenjata Sudan (SAF).

Masuk dalam kelas drone MALE (Medium-Altitude, Long-Endurance), Akinci mampu terbang hingga ketinggian maksimum 12.192 m dan durasi selama 24 jam penuh.

Drone ini mampu membawa berbagai senjata, termasuk rudal presisi, bom berpemandu, dan rudal jelajah.

Akinci dilengkapi dengan sensor dan sistem kontrol modern, memungkinkannya melakukan pengintaian dan melaksanakan operasi serangan.

Para analis menduga pesawat tak berawak itu ditembak jatuh oleh sistem rudal antipesawat yang diproduksi oleh China.

Baru-baru ini, dilaporkan bahwa sistem rudal antipesawat jarak pendek FB 10-A China, yang seharusnya dikirim ke Chad, justru berpindah tangan ke kelompok pemberontak RSF Sudan.

Sistem ini menggunakan panduan gabungan, ditandai dengan respons cepat dan kemampuan bermanuver tinggi.

FB 10-A bertugas dalam misi pertahanan udara jarak pendek dan titik. Digunakan untuk mencegat helikopter, drone, rudal jelajah, dan pesawat sayap tetap di ketinggian rendah dengan jarak tembak hingga 18 km. (RBS)

Rangga Baswara Sawiyya

Born of an air force family in Abdulrachman Saleh AFB, Malang. Fascinated with weaponry, automotive and action figures since childhood. The first article about the plane was published in HAI teen magazine when was being high school student. Wrote several articles about weaponry for Pikiran Rakyat newspaper and became a freelancer for Angkasa and Commando magazines from 2008 to 2017. Then joined Airspace Review and being as contributor for Langit Biru magazine since 2017

View Comments

  • "Para analis menduga pesawat tak berawak itu ditembak jatuh oleh sistem rudal antipesawat yang diproduksi oleh China."

    Masih dugaan, dan apabila itu benar ini menjadi debut pertamanya dan langsung nyandang gelar 'battle proven' 👍😁

Recent Posts

Almaz-Antey dan Belarus menandatangani kontrak pemeliharaan sistem pertahanan udara, termasuk S-400 dan Tor-M2

AIRSPACE REVIEW - Perusahaan pertahanan udara dan antariksa Rusia, Almaz-Antey Aerospace Defense Concern, telah menandatangani…

43 minutes ago

Inggris mengizinkan Turkiye untuk mengintegrasikan persenjataan buatan dalam negeri ke jet tempur Typhoon

AIRSPACE REVIEW - Akuisisi 20 unit jet tempur Eurofighter Typhoon oleh Turkiye, melalui kontrak senilai…

2 hours ago

Jet tempur KF-21 Boramae akan dilengkapi sistem IFF buatan BAE Systems

AIRSPACE REVIEW - BAE Systems telah menerima kontrak senilai 11 juta USD dari Korea Aerospace…

5 hours ago

Spanyol produksi kendaraan tempur FEROX 6X6, berdasarkan lisensi dari EDGE Group Uni Emirat Arab

AIRSPACE REVIEW - Perusahaan pertahanan Uni Emirat Arab (UEA) EDGE Group dan EM&E Group dari…

7 hours ago

Perluas kemampuan serangan jarak jauhnya, militer Estonia akuisisi K239 Chunmoo MLRS dari Korea Selatan

AIRSPACE REVIEW - Estonia dikabarkan mengakuisisi enam peluncur roket multilaras (MLRS) K239 Chunmoo dari Korea…

7 hours ago

Jepang mengakuisisi pesawat latih T-6 Texan II dari Textron, pengiriman dimulai tahun 2029

AIRSPACE REVIEW - Textron Aviation Defense (TAD) pada 21 Desember 2025 mengumumkan telah menyelesaikan perjanjian…

7 hours ago