AIRSPACE REVIEW – Perusahaan rintisan asal Amerika Serikat (AS), Radia, akan membangun “WindRunner for Defense” yang akan menjadi pesawat kargo militer terbesar di dunia..
WindRunner versi militer ini dirancang khusus untuk mengangkut peralatan berukuran besar dan muatan berat, guna mengatasi kekurangan kapasitas pengangkutan udara yang telah lama ada bagi pasukan AS dan NATO.
Radia menawarkan Windrunner sebagai penerus armada pengangkut udara strategis yang masih beroperasi tetapi sudah tidak diproduksi lagi, seperti C-5 Galaxy dan C-17 Globemaster III, sekaligus menambah kapasitas untuk misi-misi yang didominasi volume.
Kapasitas internal WindRunner diklaim melebihi 6.800 meter kubik, setara dengan sekitar tujuh kali lipat ruang kargo C-5 dan dua belas kali lipat C-17, menjadikannya pesawat angkut militer terbesar yang pernah dibuat atau diusulkan dalam sejarah.
Ruang ini dirancang untuk memungkinkan pengiriman peralatan siap misi secara roll-on dan roll-off tanpa pemuat khusus atau fasilitas khusus.
Spesifikasi teknis WindRunner sangat mengesankan, dengan panjang 108 m, lebar sayap 80 m, dan tinggi 24 m.
Muatan maksimumnya sekitar 72.575 kg, jauh lebih rendah daripada pesawat angkut berat sebelumnya seperti An-225 Mriya dengan 247.000 kg, An-124 dengan 150.000 kg, atau C-5 Galaxy dengan 129.274 kg.
Namun, volume ruang kargo WindRunner lebih besar daripada pesawat yang ada saat ini, hingga 7.702 meter kubik dalam konfigurasi sipil dan 6.800 pada konfigurasi militer.
Jangkauan membawa muatan maksimum WindRunner adalah 2.000 km, lebih pendek daripada pesawat seperti Airbus A330 MRTT, Kawasaki C-2, Xi’an Y-20, atau A400M, tetapi desainnya lebih mengutamakan volume daripada kemampuan jarak jauh.
Persyaratan panjang landasan pacu untuk tinggal landas WindRunner sepanjang 1.800 m, atau lebih pendek daripada An-124 dan An-225, dan kompetitif dibandingkan dengan pesawat angkut besar lainnya tergantung pada kondisinya.
Jenis mesinnya belum diungkapkan, tetapi dikatakan sebagai model tersertifikasi yang ada. Kecepatan jelajah pesawat mencapai 0,6 Mach atau sekitar 740 kilometer per jam.
Radia berencana untuk menggunakan perangkat desain digital untuk mengurangi waktu pengembangan dan langsung melanjutkan ke beberapa pesawat uji skala penuh daripada tahap prototipe tradisional.
Penerbangan pertama WindRunner direncanakan dapat dilakukan di akhir dekade ini dan beroperasi pada awal tahun 2030-an. (RBS)
AIRSPACE REVIEW - Perusahaan pertahanan udara dan antariksa Rusia, Almaz-Antey Aerospace Defense Concern, telah menandatangani…
AIRSPACE REVIEW - Akuisisi 20 unit jet tempur Eurofighter Typhoon oleh Turkiye, melalui kontrak senilai…
AIRSPACE REVIEW - BAE Systems telah menerima kontrak senilai 11 juta USD dari Korea Aerospace…
AIRSPACE REVIEW - Perusahaan pertahanan Uni Emirat Arab (UEA) EDGE Group dan EM&E Group dari…
AIRSPACE REVIEW - Estonia dikabarkan mengakuisisi enam peluncur roket multilaras (MLRS) K239 Chunmoo dari Korea…
AIRSPACE REVIEW - Textron Aviation Defense (TAD) pada 21 Desember 2025 mengumumkan telah menyelesaikan perjanjian…
View Comments
Pamor C-5 Galaxy akan tergerus sebagai pesawat angkut militer terbesar dunia 😅