AIRSPACE REVIEW – Perusahaan pertahanan udara Rusia, Almaz-Antey, melipatgandakan produksi sistem rudal pertahanan udara S-350 Vityaz dan S-400 Triumf pada tahun 2025.
Peningkatan produksi sistem pertahanan udara tersebut seiring dengan penambahan fasilitas produksi perusahaan.
“Pengoperasian fasilitas produksi baru memungkinkan perusahaan tidak hanya mengirimkan beberapa peralatan kepada pasukan lebih cepat dari jadwal, tetapi juga melipatgandakan produksi sejumlah produk dan meningkatkan output sistem rudal lainnya,” kata Almaz-Antey dalam rilisnya baru-baru ini.
Perusahaan mencatat, selama setahun terakhir produksi peralatan teknis untuk sistem rudal antipesawat S-350 Vityaz dan S-400 Triumph telah meningkat lebih dari dua kali lipat.
Ditambahkan bahwa perusahaan juga telah menguasai produksi massal senjata rudal jenis baru.
Sistem pertahanan udara S-300 dan S-400 merupakan dua sistem rudal pertahanan udara jarak jauh canggih dari Rusia.
Keduanya dirancang untuk melindungi wilayah udara dari berbagai ancaman, termasuk pesawat tempur, rudal jelajah, dan rudal balistik.
S-300 (NATO: SA-10 Grumble) dikembangkan semasa Uni Soviet dan pertama kali dikerahkan pada tahun 1979.
Sementara S-400 (NATO: SA-21 Growler) adalah pengembangan lanjutan dari sistem S-300.
S-400 dibuat semasa Rusia dan mulai beroperasi pada tahun 2007. Sistem ini dianggap sebagai salah satu sistem pertahanan udara paling canggih di dunia saat ini.
Peningkatan paling signifikan pada S-400 adalah dapat menggunakan beberapa jenis rudal dengan jangkauan yang berbeda, termasuk rudal jarak sangat jauh hingga 400 km.
Sistem ini juga dapat menyerang target pada ketinggian yang sangat rendah hingga sangat tinggi.
S-400 dirancang untuk mendeteksi dan menembak jatuh pesawat tempur siluman (stealth aircraft) serta rudal jelajah dan rudal balistik.
Fleksibilitas Rudal: S-400 dapat menggunakan empat jenis rudal yang berbeda untuk menyerang target pada berbagai jarak. Hal ini memungkinkan sistem untuk mengoptimalkan rudal yang digunakan berdasarkan ancaman yang dihadapi.
S-400 memiliki kemampuan multitarget yang lebih baik. Sistem ini dapat melacak hingga 300 target dan secara bersamaan menembak 36 target.
Radar 91N6E pada sistem S-400 memiliki jangkauan deteksi yang lebih jauh (hingga 600 km) dan lebih tahan terhadap peperangan elektronik (EW). Sistem komandonya juga lebih terintegrasi dan efisien.
S-400 dapat disiapkan untuk menembak target dalam waktu yang sangat singkat, yaitu sekitar 5-10 menit saja. (RNS)
AIRSPACE REVIEW - Perusahaan pertahanan udara dan antariksa Rusia, Almaz-Antey Aerospace Defense Concern, telah menandatangani…
AIRSPACE REVIEW - Akuisisi 20 unit jet tempur Eurofighter Typhoon oleh Turkiye, melalui kontrak senilai…
AIRSPACE REVIEW - BAE Systems telah menerima kontrak senilai 11 juta USD dari Korea Aerospace…
AIRSPACE REVIEW - Perusahaan pertahanan Uni Emirat Arab (UEA) EDGE Group dan EM&E Group dari…
AIRSPACE REVIEW - Estonia dikabarkan mengakuisisi enam peluncur roket multilaras (MLRS) K239 Chunmoo dari Korea…
AIRSPACE REVIEW - Textron Aviation Defense (TAD) pada 21 Desember 2025 mengumumkan telah menyelesaikan perjanjian…