Air Force

Quicksink, bom bodoh yang disulap oleh USAF menjadi bom pintar untuk menenggelamkan kapal: Cara kerjanya mirip torpedo

AIRSPACE REVIEW – Angkatan Udara AS (USAF) merilis foto bom Quicksink GBU-31 baru-baru ini. Foto tersebut dirilis menjelang uji coba Quicksink untuk menenggelamkan kapal yang menjadi target penghancuran di Laut Norwegia.

Terlihat juga sebuah foto bom Quicksink dengan warna pita berbeda yang diluncurkan dari pesawat pengebom siluman B-2 Spirit dengan dikawal oleh jet tempur F-35 Norwegia saat pengujian peluncurannya.

Quicksink adalah program yang dikembangkan oleh Angkatan Udara AS (USAF) untuk mengubah bom bodoh menjadi senjata antikapal yang presisi dan mematikan.

Ini merupakan senjata antikapal yang relatif murah yang diluncurkan dari udara dan dapat diproduksi secara massal.

Berbeda dengan rudal antikapal tradisional yang menyerang bagian atas kapal, bom Quicksink dirancang untuk menenggelamkan kapal dengan cara menyerupai cara kerja torpedo.

Setelah dilepas dari pesawat pembawanya, bom Quicksink akan meluncur menggunakan panduan GPS dan sistem navigasi inersia (INS) untuk terbang menuju area target yang telah ditentukan.

Saat mendekati target, sistem pencari canggih yang terdiri dari radar dan kamera inframerah mengambil alih kendali secara mandiri untuk mengidentifikasi dan mengunci kapal target.

Alih-alih langsung menghantam dek kapal, bom Quicksink mengoreksi jalurnya penerbangannya untuk menabrak air di dekat lambung kapal target.

Setelah itu bom meledak bawah garis air dan menciptakan gelombang kejut yang kuat.

Ledakan di bawah air ini menyebabkan kerusakan struktural besar pada lambung kapal, yang menyebabkan kapal patah menjadi dua atau tenggelam dengan cepat. Nama Quicksink tampaknya digunakan sesuai dengan hasil yang diciptakan oleh ledakan bom ini.

Seperti halnya kit panduan JDAM (Joint Direct Attack Munition), Quicksink memanfaatkan bom yang sudah ada untuk diintegrasikan.

Kit panduan Quicksink dapat diproduksi dengan cepat dalam jumlah besar dibandingkan, misalnya, dengan pembuatan rudal antikapal canggih seperti AGM-158C LRASM yang sangat mahal, meskipun tentu ada plus-minusnya.

Dengan biaya yang rendah dan proses modifikasi yang cepat tersebut, militer AS dapat memiliki bom Quicksink dalam jumlah banyak guna menghancurkan target kapal musuh bernilai tinggi.

Keuntungan nyata lainnya, karena Quicksink menggunakan bom yang sudah ada, artinya bom tersebut sudah dapat digunakan langsung oleh jet tempur hingga pesawat pengebom yang sudah dioperasikan oleh USAF, termasuk pesawat pengebom siluman.

Quicksink merupakan inovasi cerdas yang memberikan kemampuan antikapal yang efektif, cepat, dan hemat biaya bagi USAF.

Bom ini merupakan jawaban lanjutan bagi kebutuhan militer AS untuk mengembangkan senjata presisi berbiaya rendah yang dapat diproduksi secara massal dalam jumlah banyak guna menghadapi potensi konflik maritim di masa depan. (RNS)

RNS

Recent Posts

Almaz-Antey dan Belarus menandatangani kontrak pemeliharaan sistem pertahanan udara, termasuk S-400 dan Tor-M2

AIRSPACE REVIEW - Perusahaan pertahanan udara dan antariksa Rusia, Almaz-Antey Aerospace Defense Concern, telah menandatangani…

3 hours ago

Inggris mengizinkan Turkiye untuk mengintegrasikan persenjataan buatan dalam negeri ke jet tempur Typhoon

AIRSPACE REVIEW - Akuisisi 20 unit jet tempur Eurofighter Typhoon oleh Turkiye, melalui kontrak senilai…

4 hours ago

Jet tempur KF-21 Boramae akan dilengkapi sistem IFF buatan BAE Systems

AIRSPACE REVIEW - BAE Systems telah menerima kontrak senilai 11 juta USD dari Korea Aerospace…

6 hours ago

Spanyol produksi kendaraan tempur FEROX 6X6, berdasarkan lisensi dari EDGE Group Uni Emirat Arab

AIRSPACE REVIEW - Perusahaan pertahanan Uni Emirat Arab (UEA) EDGE Group dan EM&E Group dari…

9 hours ago

Perluas kemampuan serangan jarak jauhnya, militer Estonia akuisisi K239 Chunmoo MLRS dari Korea Selatan

AIRSPACE REVIEW - Estonia dikabarkan mengakuisisi enam peluncur roket multilaras (MLRS) K239 Chunmoo dari Korea…

9 hours ago

Jepang mengakuisisi pesawat latih T-6 Texan II dari Textron, pengiriman dimulai tahun 2029

AIRSPACE REVIEW - Textron Aviation Defense (TAD) pada 21 Desember 2025 mengumumkan telah menyelesaikan perjanjian…

9 hours ago