Navy

Unjuk gigi, Angkatan Laut China melakukan uji pelayaran kapal induk terbarunya Fujian melintasi Selat Taiwan

AIRSPACE REVIEW – Kapal induk ketiga yang juga terbaru milik Angkatan Laut China (PLAN), Type 003 Fujian, melakukan pelayaran melintasi Selat Taiwan pada 12 September 2025.

Dilaporkan oleh pihak berwenang China, pelayaran tersebut sebagai bagian dari uji coba laut terjadwal dan merupakan pengujian teknis biasa.

Kementerian Pertahanan Nasional Taiwan mengonfirmasi bahwa mereka berhasil melacak pergerakan Fujian di Selat Taiwan.

Sementara lembaga pertahanan Jepang mencatat keberadaan dua kapal perusak rudal China yang mengawal kapal induk tersebut.

Kehadiran Fujian merupakan langkah besar dalam pengembangan PLAN, melengkapi dua kapal induk sebelumnya Type 001 Liaoning dan Type 002 Shandong.

Dengan panjang sekitar 316 m dan bobot benaman sekitar 80.000 hingga 85.000 ton pada muatan penuh, Fujian merupakan kapal perang terbesar yang dibangun China dan pertama dibangun sepenuhnya dengan teknologi dalam negeri.

Tidak seperti Liaoning dan Shandong, yang mengandalkan jalur ski jump untuk meluncurkan pesawat tempur, Fujian menggunakan sistem peluncur ketapel elektromagnetik (CATOBAR).

Dek penerbangan datarnya menggabungkan tiga jalur ketapel, peralatan penangkap pendaratan canggih, dan dua elevator tepi dek besar yang mampu memindahkan jet bermesin ganda yang berat antara hanggar dan dek.

Fujian akan menampung jet tempur J-15T yang telah ditingkatkan dan jet tempur siluman J-35, keduanya dikembangkan oleh pabrik pesawat Shenyang.

Yang tak kalah pentingnya adalah penambahan pesawat peringatan dini udara (AEW) Xian KJ-600.

Fujian dilengkapi dengan sistem radar dual-band active electronically scaned array (AESA), terdiri dari empat radar S-band Dragon Eye tipe 346 serta empat panel radar AESA X-band yang lebih kecil.

Radar ditempatkan di bagian atas menara super struktur untuk memberikan jangkauan yang lebih luas yaitu sekitar 400 km..

Sementara untuk sistem pertahanannya meliputi rudal permukaan ke udara jarak pendek HQ-10 dan sistem senjata jarak dekat H/PJ-11 30 mm.

Uji coba operasional Fujian melintasi Selat Taiwan dinilai sebagai aksi unjuk gigi PLAN terhadap Taiwan. (RBS)

Rangga Baswara Sawiyya

Born of an air force family in Abdulrachman Saleh AFB, Malang. Fascinated with weaponry, automotive and action figures since childhood. The first article about the plane was published in HAI teen magazine when was being high school student. Wrote several articles about weaponry for Pikiran Rakyat newspaper and became a freelancer for Angkasa and Commando magazines from 2008 to 2017. Then joined Airspace Review and being as contributor for Langit Biru magazine since 2017

Recent Posts

Almaz-Antey dan Belarus menandatangani kontrak pemeliharaan sistem pertahanan udara, termasuk S-400 dan Tor-M2

AIRSPACE REVIEW - Perusahaan pertahanan udara dan antariksa Rusia, Almaz-Antey Aerospace Defense Concern, telah menandatangani…

5 hours ago

Inggris mengizinkan Turkiye untuk mengintegrasikan persenjataan buatan dalam negeri ke jet tempur Typhoon

AIRSPACE REVIEW - Akuisisi 20 unit jet tempur Eurofighter Typhoon oleh Turkiye, melalui kontrak senilai…

6 hours ago

Jet tempur KF-21 Boramae akan dilengkapi sistem IFF buatan BAE Systems

AIRSPACE REVIEW - BAE Systems telah menerima kontrak senilai 11 juta USD dari Korea Aerospace…

9 hours ago

Spanyol produksi kendaraan tempur FEROX 6X6, berdasarkan lisensi dari EDGE Group Uni Emirat Arab

AIRSPACE REVIEW - Perusahaan pertahanan Uni Emirat Arab (UEA) EDGE Group dan EM&E Group dari…

11 hours ago

Perluas kemampuan serangan jarak jauhnya, militer Estonia akuisisi K239 Chunmoo MLRS dari Korea Selatan

AIRSPACE REVIEW - Estonia dikabarkan mengakuisisi enam peluncur roket multilaras (MLRS) K239 Chunmoo dari Korea…

11 hours ago

Jepang mengakuisisi pesawat latih T-6 Texan II dari Textron, pengiriman dimulai tahun 2029

AIRSPACE REVIEW - Textron Aviation Defense (TAD) pada 21 Desember 2025 mengumumkan telah menyelesaikan perjanjian…

11 hours ago