AIRSPACE REVIEW – Pesawat intai bersenjata nirawak MQ-9A Reaper Block 5, untuk pertama kalinya berhasil meluncurkan drone kamikaze Switchblade 600 yang juga dikenal sebagai SB600.
Uji coba telah dilaksanakan pada akhir Juli 2025 di Yuma Proving Ground milik Angkatan Darat AS (US Army).
Demonstrasi tersebut memvalidasi kemampuan operasional baru yang mengubah MQ-9A dari aset serang konvensional yang dikendalikan dari jarak jauh menjadi platform peluncuran jarak jauh berjaringan untuk senjata loitering presisi.
Uji coba tersebut melibatkan pelepasan dua drone Switchblade 600, terdiri dari satu amunisi latih inert dan satu amunisi aktif yang dipersenjatai dengan hulu ledak antitank berdaya ledak tinggi.
Setelah diluncurkan dari MQ-9A, SB600 dapat dikendalikan oleh operator taktis yang berada lebih dekat dengan area pertempuran.
Serah terima kendali jarak jauh ini membentuk model serangan operasional baru yang menggabungkan pengawasan jarak jauh dengan penindakan target terdesentralisasi di udara.
Drone MALE (Medium Altitude Long Endurance) MQ-9A Reaper dikembangkan oleh General Atomics Aeronautical Systems, Inc. (GA-ASI).
Drone tersebut sanggup terbang hingga ketinggian 50.000 kaki (15.240 m) dan bertahan di udara lebih dari 43 jam untuk melaksanakan misi pengawasan terus-menerus dan melakukan pertempuran multitarget dalam jarak yang sangat jauh.
Varian Block 5 yang digunakan dalam uji coba ini dilengkapi sistem daya yang ditingkatkan, ruang muatan modular, tautan data output tinggi, dan kemampuan integrasi senjata canggih.
Sementara Switchblade 600 adalah adalah drone kamikaze taktis portabel dengan peluncur tabung yang dirancang untuk menyerang kendaraan lapis baja dan posisi yang dibentengi.
Amunisi berkeliaran yang diproduksi oleh AeroVironment ini memiliki berat sekitar 23 kg.
SB600 dilengkapi dengan paket sensor elektro-optik dan inframerah ganda, hulu ledak antilapis baja berdaya ledak tinggi, tautan data terenkripsi, dan kemampuan terbang otonom.
Jangkauannya lebih dari 40 km dan waktu loitering hingga 40 menit guna deteksi target, pengawasan waktu nyata, dan serangan presisi dalam satu sistem.
Kombinasi kedua sistem ini menciptakan kemampuan terukur dan berdampak tinggi yang menggabungkan ketahanan dan jangkauan sensor MQ-9A dengan serangan presisi oleh Switchblade 600. (RBS)
AIRSPACE REVIEW - Perusahaan pertahanan udara dan antariksa Rusia, Almaz-Antey Aerospace Defense Concern, telah menandatangani…
AIRSPACE REVIEW - Akuisisi 20 unit jet tempur Eurofighter Typhoon oleh Turkiye, melalui kontrak senilai…
AIRSPACE REVIEW - BAE Systems telah menerima kontrak senilai 11 juta USD dari Korea Aerospace…
AIRSPACE REVIEW - Perusahaan pertahanan Uni Emirat Arab (UEA) EDGE Group dan EM&E Group dari…
AIRSPACE REVIEW - Estonia dikabarkan mengakuisisi enam peluncur roket multilaras (MLRS) K239 Chunmoo dari Korea…
AIRSPACE REVIEW - Textron Aviation Defense (TAD) pada 21 Desember 2025 mengumumkan telah menyelesaikan perjanjian…
View Comments
Br 2 drone sudah bangga AS nah kapal induk udara cina sanggup bawa ratusan drone FYP dan siap dilepaskan utk menggempur pertahanan musuh .