AIRSPACE REVIEW – Korea Selatan mengambil langkah signifikan menuju operasi peperangan elektronik otonom dengan peluncuran program Blok-I senilai 1,78 triliun won (1,28 miliar USD).
Proyek tersebut bertujuan untuk mengembangkan pesawat peperangan elektronik domestik pertama, dengan empat unit yang diperkirakan akan dikirimkan pada tahun 2034.
Administrasi Program Akuisisi Pertahanan (DAPA) Korea Selatan telah menutup tahap penawaran pada tanggal 2 September dan akan mengumumkan pemenangnya pada awal Oktober.
Saat ini, Angkatan Udara Korea Selatan mengandalkan pod peperangan elektronik dan dukungan AS untuk menjalankan misi penekanan pertahanan udara musuh.
Proyek baru ini berupaya mengganti solusi ini dengan platform mandiri yang mampu mendeteksi, menganalisis, dan menetralisir jaringan pertahanan udara musuh.
Korea Aerospace Industries (KAI) memimpin kerja sama dengan Hanwha Systems dalam proyek konversi pesawat komersial berukuran sedang menjadi platform militer, termasuk desain ulang struktur dan sertifikasi penerbangan.
Dalam kerja sama tersebut Hanwha Systems bertanggung jawab mengembangkan sistem peperangan elektronik, yang mencakup fungsi serangan, perlindungan, dan dukungan.
Sementara itum LIG Nex1 dan Korean Air juga melakukan kerja sama untuk proyek ini. LIG Nex1 memimpin pengembangan dan pemasangan sistem elektronik, serta memanfaatkan pengalamannya dalam mengembangkan rangkaian peperangan elektronik untuk pesawat tempur KF-21 Boramae.
Sedangkan Korean Air, dengan pengalaman luas dalam modifikasi pesawat komersial dan militer, bertanggung jawab atas konversi pesawat dan integrasi sistem.
Proyek Blok-I merupakan langkah penting dalam modernisasi kemampuan pertahanan Korea Selatan, yang sejalan dengan inisiatif pengembangan sistem canggih lainnya seperti pesawat tempur KF-21 dan sistem rudal jarak menengah Cheongung II, yang juga dikenal sebagai M-SAM II.
Penyelesaian proyek tersebut akan memperkuat posisi Korea Selatan sebagai pemimpin teknologi pertahanan di kawasan.
Lebih lanjut, LIG ββββNex1, salah satu perusahaan yang terlibat dalam proyek ini, telah menunjukkan prestasi internasionalnya.
Perusahaan itu baru-baru ini menandatangani kontrak senilai 2,8 miliar USD dengan Irak untuk memasok sistem rudal pertahanan udara jarak menengah, yang memperkuat posisinya sebagai eksportir sistem pertahanan berteknologi tinggi.
Dengan kemajuan program Blok-I, Korea Selatan tidak hanya berupaya memperkuat kemampuan pertahanannya tetapi juga memposisikan dirinya sebagai pemain strategis di pasar pertahanan global. (RNS)

