incident

Pesawat tanker KC-135 USAF hampir bertabrakan dengan glider di wilayah udara Inggris

AIRSPACE REVIEW – Sebuah insiden penerbangan serius yang melibatkan Boeing KC-135 Stratotanker milik Angkatan Udara Amerika Serikat (USAF) dan sebuah glider sipil hampir bertabrakan di langit Britania Raya.

Insiden tersebut terjadi pada 8 April 2025 di East Anglia, sekitar empat mil laut di sebelah barat Ely, dan diklasifikasikan oleh Dewan Airprox Inggris sebagai risiko tabrakan serius.

Menurut laporan resmi, pesawat militer milik USAFE (Angkatan Udara Amerika Serikat di Eropa) tersebut sedang melakukan penerbangan latihan ketika berada sangat dekat dengan glider, hanya dalam jarak 15 meter.

Badan keselamatan udara Inggris menyatakan, kurangnya komunikasi yang memadai dan kurangnya identifikasi elektronik yang jelas pada glider merupakan faktor-faktor yang meningkatkan risiko.

Transponder pesawat sport tersebut dimatikan, sehingga sistem TCAS KC-135 tidak dapat mendeteksi keberadaan pesawat ringan tersebut.

KC-135 Stratotanker adalah salah satu pesawat pengisian bahan bakar udara utama AU AS, yang memainkan peran strategis dalam memperluas jangkauan pesawat tempur dan pesawat angkut Sekutu.

Pesawat rancangan tahun 1950-an tersebut merupakan aset vital bagi operasi militer NATO dan telah menerbangkan misi di hampir setiap konflik besar sejak Perang Dingin.

Dewan Airprox merekomendasikan agar Otoritas Penerbangan Sipil Inggris (CAA) mempertimbangkan langkah-langkah untuk meningkatkan visibilitas glider di area dengan lalu lintas padat, termasuk penerapan kode SSR diskret yang meningkatkan visibilitas pesawat ini di radar sekunder.

Badan tersebut juga menekankan perlunya koordinasi yang lebih baik antara pengendali sipil dan militer untuk mengurangi risiko di wilayah udara yang tidak terpisah, terutama di wilayah padat seperti Inggris bagian tenggara.

Insiden ini kembali memicu perdebatan mengenai koeksistensi penerbangan militer dan penerbangan olahraga sipil di negara-negara dengan lalu lintas udara yang padat.

Para ahli mengatakan bahwa jarak yang sangat dekat antara kedua pesawat tersebut memperkuat pentingnya komunikasi yang jelas, protokol yang ketat, dan penggunaan teknologi pelacakan untuk mencegah terulangnya situasi berisiko di masa mendatang. (RNS)

RNS

Recent Posts

Almaz-Antey dan Belarus menandatangani kontrak pemeliharaan sistem pertahanan udara, termasuk S-400 dan Tor-M2

AIRSPACE REVIEW - Perusahaan pertahanan udara dan antariksa Rusia, Almaz-Antey Aerospace Defense Concern, telah menandatangani…

45 minutes ago

Inggris mengizinkan Turkiye untuk mengintegrasikan persenjataan buatan dalam negeri ke jet tempur Typhoon

AIRSPACE REVIEW - Akuisisi 20 unit jet tempur Eurofighter Typhoon oleh Turkiye, melalui kontrak senilai…

2 hours ago

Jet tempur KF-21 Boramae akan dilengkapi sistem IFF buatan BAE Systems

AIRSPACE REVIEW - BAE Systems telah menerima kontrak senilai 11 juta USD dari Korea Aerospace…

5 hours ago

Spanyol produksi kendaraan tempur FEROX 6X6, berdasarkan lisensi dari EDGE Group Uni Emirat Arab

AIRSPACE REVIEW - Perusahaan pertahanan Uni Emirat Arab (UEA) EDGE Group dan EM&E Group dari…

7 hours ago

Perluas kemampuan serangan jarak jauhnya, militer Estonia akuisisi K239 Chunmoo MLRS dari Korea Selatan

AIRSPACE REVIEW - Estonia dikabarkan mengakuisisi enam peluncur roket multilaras (MLRS) K239 Chunmoo dari Korea…

7 hours ago

Jepang mengakuisisi pesawat latih T-6 Texan II dari Textron, pengiriman dimulai tahun 2029

AIRSPACE REVIEW - Textron Aviation Defense (TAD) pada 21 Desember 2025 mengumumkan telah menyelesaikan perjanjian…

7 hours ago