Armed Forces

Rusia kembangkan teknologi AI yang membuat drone kebal terhadap peperangan elektronik

AIRSPACE REVIEW – Para ahli Rusia yang berbasis di Moskow telah mengembangkan teknologi pelacakan dan penguncian target otomatis canggih berbasis kecerdasan buatan (AI) yang memungkinkan drone untuk bernavigasi secara mandiri menuju target yang ditentukan tanpa campur tangan manusia.

Sumber di industri pertahanan Rusia dikutip TASS pada 28 Agustus menyatakan, inovasi ini membuat drone sepenuhnya tahan terhadap peperangan elektronik (EW).

“Pada model terbaru kami yang digunakan dalam operasi militer khusus yang sedang berlangsung, kami telah mengintegrasikan sistem penguncian target otomatis berbasis AI ke dalam drone konvensional yang dikendalikan radio dan dilengkapi dengan umpan video analog,” ujar sumber.

Peningkatan ini, tambahnya, memungkinkan drone untuk secara otonom mengejar target setelah diidentifikasi oleh operator, bahkan jika terjadi gangguan elektronik atau hilangnya video.

Teknologi tersebut memastikan drone tetap fokus pada targetnya dan mempertahankan kendali meskipun ada gangguan elektronik.

“Setelah operator menangkap target, seperti kendaraan lapis baja atau struktur tertentu, drone akan terus melacak dan mendekatinya secara otomatis.

“Sistem ini berperan penting dalam merebut Chasov Yar dengan memanfaatkan drone Boomerang kami yang dilengkapi dengan kemampuan penargetan AI ini,” tambah sumber tersebut.

Produksi drone yang disempurnakan ini dimulai antara November dan Maret. Sistem AI ini mengandalkan kontras visual, seperti siluet kendaraan atau bangunan yang jelas.

Versi awal sistem ini dapat mengunci target dalam radius 200 meter menggunakan kamera yang melacak objek yang kontras.

Namun, drone baru Boomerang dapat mengunci target dari jarak hingga 1 km. Saat drone mendekat, operator dapat mempertajam titik target, seperti memilih jalur tank atau jendela bangunan tertentu, tanpa perlu keluar dari mode otonom.

Selain itu, penerapan pelacakan target otomatis berbasis AI tidak hanya meningkatkan akurasi dan jangkauan operasional, tetapi juga menghemat masa pakai baterai, sehingga mengurangi konsumsi daya setidaknya 25%. (RNS)

RNS

Recent Posts

Almaz-Antey dan Belarus menandatangani kontrak pemeliharaan sistem pertahanan udara, termasuk S-400 dan Tor-M2

AIRSPACE REVIEW - Perusahaan pertahanan udara dan antariksa Rusia, Almaz-Antey Aerospace Defense Concern, telah menandatangani…

3 hours ago

Inggris mengizinkan Turkiye untuk mengintegrasikan persenjataan buatan dalam negeri ke jet tempur Typhoon

AIRSPACE REVIEW - Akuisisi 20 unit jet tempur Eurofighter Typhoon oleh Turkiye, melalui kontrak senilai…

4 hours ago

Jet tempur KF-21 Boramae akan dilengkapi sistem IFF buatan BAE Systems

AIRSPACE REVIEW - BAE Systems telah menerima kontrak senilai 11 juta USD dari Korea Aerospace…

7 hours ago

Spanyol produksi kendaraan tempur FEROX 6X6, berdasarkan lisensi dari EDGE Group Uni Emirat Arab

AIRSPACE REVIEW - Perusahaan pertahanan Uni Emirat Arab (UEA) EDGE Group dan EM&E Group dari…

9 hours ago

Perluas kemampuan serangan jarak jauhnya, militer Estonia akuisisi K239 Chunmoo MLRS dari Korea Selatan

AIRSPACE REVIEW - Estonia dikabarkan mengakuisisi enam peluncur roket multilaras (MLRS) K239 Chunmoo dari Korea…

9 hours ago

Jepang mengakuisisi pesawat latih T-6 Texan II dari Textron, pengiriman dimulai tahun 2029

AIRSPACE REVIEW - Textron Aviation Defense (TAD) pada 21 Desember 2025 mengumumkan telah menyelesaikan perjanjian…

9 hours ago