Drone

Angkatan Laut AS akan kerahkan tanker nirawak MQ-25 Stingray pertama pada 2026, untuk mendukung serangan jarak jauh

AIRSPACE REVIEW – Angkatan Laut AS (US Navy) mengumumkan bahwa pesawat pengisian bahan bakar udara nirawak MQ-25 Stingray pertama dijadwalkan mulai terintegrasi dengan kapal induk pada tahun 2026.

Sebanyak 76 drone tanker buatan Boeing ini akan diakuisisi dengan nilai sekitar 13 miliar USD.

Program MQ-25 telah menunjukkan kemajuan melalui uji coba sebelumnya menggunakan prototipe T1, yang pertama kali terbang pada tahun 2019.

Selanjutnya, pada 2021, drone tersebut berhasil mendemonstrasikan pengisian bahan bakar di udara terhadap jet tempur F/A-18E/F Super Hornet, jet siluman F-35C Lightning II, dan E-2D Hawkeye.

Masih di tahun yang sama, MQ-25 turut berpartisipasi dalam uji coba penanganan dek di atas kapal induk USS George H.W. Bush.

USN kemudian melengkapi USS Geroge H.W. Bush dengan stasiun kendali darat Lockheed Martin MD-5E pertamanya untuk mendukung operasi MQ-25 sebagai inti dari Pusat Perang Udara Nirawak baru milik kapal induk tersebut.

Sistem tersebut akan menjadi pusat operasi rutin pesawat nirawak di kapal induk, dimulai dengan MQ-25 dan pada akhirnya diperluas ke platform-platform lainnya di masa mendatang.

Kehadiran MQ-25 bagi USN, adalah sebagai solusi untuk keterbatasan metode pengisian bahan bakar udara saat ini yang menggunakan F/A-18E/F Super Hornet.

MQ-25 diharapkan untuk mengambil alih misi ini, dan membebaskan pesawat tempur berawak. Stingray digunakan untuk memperluas jangkauan dan daya jangkau pesawat lain di sayap udara kapal induk.

Untuk spesifikasinya, MQ-25 memiliki dimensi panjang 15,5 m, lebar sayap 22,9 m saat membentang dan 9,5 m saat dilipat, dan tinggi 3 m dengan sayap posisi membentang dan 4,8 m saat dilipat ke atas.

Drone ditenagai oleh mesin turbofan Rolls-Royce AE 3007N yang menghasilkan daya dorong lebih dari 44 kN, turunan dari mesin yang digunakan pada MQ-4C Triton. Kecepatan maksimumnya mencapai 965 km/jam atau 0,8 Mach. (RBS)

Rangga Baswara Sawiyya

Born of an air force family in Abdulrachman Saleh AFB, Malang. Fascinated with weaponry, automotive and action figures since childhood. The first article about the plane was published in HAI teen magazine when was being high school student. Wrote several articles about weaponry for Pikiran Rakyat newspaper and became a freelancer for Angkasa and Commando magazines from 2008 to 2017. Then joined Airspace Review and being as contributor for Langit Biru magazine since 2017

Recent Posts

Almaz-Antey dan Belarus menandatangani kontrak pemeliharaan sistem pertahanan udara, termasuk S-400 dan Tor-M2

AIRSPACE REVIEW - Perusahaan pertahanan udara dan antariksa Rusia, Almaz-Antey Aerospace Defense Concern, telah menandatangani…

5 hours ago

Inggris mengizinkan Turkiye untuk mengintegrasikan persenjataan buatan dalam negeri ke jet tempur Typhoon

AIRSPACE REVIEW - Akuisisi 20 unit jet tempur Eurofighter Typhoon oleh Turkiye, melalui kontrak senilai…

6 hours ago

Jet tempur KF-21 Boramae akan dilengkapi sistem IFF buatan BAE Systems

AIRSPACE REVIEW - BAE Systems telah menerima kontrak senilai 11 juta USD dari Korea Aerospace…

9 hours ago

Spanyol produksi kendaraan tempur FEROX 6X6, berdasarkan lisensi dari EDGE Group Uni Emirat Arab

AIRSPACE REVIEW - Perusahaan pertahanan Uni Emirat Arab (UEA) EDGE Group dan EM&E Group dari…

11 hours ago

Perluas kemampuan serangan jarak jauhnya, militer Estonia akuisisi K239 Chunmoo MLRS dari Korea Selatan

AIRSPACE REVIEW - Estonia dikabarkan mengakuisisi enam peluncur roket multilaras (MLRS) K239 Chunmoo dari Korea…

11 hours ago

Jepang mengakuisisi pesawat latih T-6 Texan II dari Textron, pengiriman dimulai tahun 2029

AIRSPACE REVIEW - Textron Aviation Defense (TAD) pada 21 Desember 2025 mengumumkan telah menyelesaikan perjanjian…

11 hours ago