Boeing 777X WH001 makes its first flight at Paine Field in Everett, Washington on January 25, 2020.
AIRSPACE REVIEW – Boeing memperkirakan Indonesia membutuhkan tambahan pesawat baru sekitar 600 unit dalam dua dekade (20 tahun) mendatang. Hal ini dipicu oleh tren peningkatan perjalanan udara.
Proyeksi tersebut tercantum dalam laporan Commercial Market Outlook (CMO) 2025 yang dirilis Boeing baru-baru ini.
Managing Director Boeing Commercial Marketing untuk Asia Timur Laut, Asia Tenggara, dan Oseania, David Schulte menyebut sejumlah faktor berkontribusi pada peningkatan tersebut di mana faktor demografi menjadi penentu utama.
“Indonesia memiliki demografi usia muda yang tinggi, yang berarti keinginan dan hasrat untuk bepergian mungkin lebih besar dibanding negara dengan populasi yang menua,” ujarnya di Jakarta pada Rabu (27/8).
Berdasarkan proyeksi, jumlah penduduk muda Indonesia akan meningkat dari 30 juta jiwa pada 2024 menjadi 35 juta jiwa pada 2044.
Di sisi lain, kelas menengah diperkirakan tumbuh sekitar 3% per tahun, sementara kelas menengah atas lebih cepat, yakni 8% per tahun.
Selain faktor demografi dan daya beli, sektor pariwisata juga berkontribusi sebagai pendorong penting industri penerbangan.
Hingga akhir 2024, pariwisata diperkirakan menyumbang 5% terhadap produk domestik bruto (PDB), dengan belanja wisatawan internasional mencapai Rp 291 triliun.
Kondisi ini menuntut infrastruktur penerbangan yang lebih kuat, termasuk penambahan armada pesawat.
Data Boeing mencatat, armada pesawat Indonesia tumbuh dari 398 unit pada 2014 menjadi 480 unit pada 2024.
Namun, pengiriman pesawat baru ke Indonesia anjlok signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Sebelum pandemi, rata-rata pengiriman mencapai 30-40 pesawat per tahun. Angka ini turun menjadi empat unit pada 2020 dan bahkan hanya satu unit pada 2023.
Sementara itu, terkait pesawat berbadan lebar terbaru Boeing 777X, perusahaan pesawat asal Amerika Serikat ini telah mengantongi 550 pesanan dari berbagai maskapai di seluruh dunia.
Pesawat tipe baru ini ditargetkan akan mulai dikirim pertama dan resmi beroperasi pada 2026 mendatang.
“777X sudah menjadi salah satu pesawat populer secara global dengan sekitar 579 pesanan dan komitmen hingga sekarang. Saya sangat antusias melihat pesawat ini mulai beroperasi tahun depan (2026),” jelas Schulte. (RNS)
AIRSPACE REVIEW - Perusahaan pertahanan udara dan antariksa Rusia, Almaz-Antey Aerospace Defense Concern, telah menandatangani…
AIRSPACE REVIEW - Akuisisi 20 unit jet tempur Eurofighter Typhoon oleh Turkiye, melalui kontrak senilai…
AIRSPACE REVIEW - BAE Systems telah menerima kontrak senilai 11 juta USD dari Korea Aerospace…
AIRSPACE REVIEW - Perusahaan pertahanan Uni Emirat Arab (UEA) EDGE Group dan EM&E Group dari…
AIRSPACE REVIEW - Estonia dikabarkan mengakuisisi enam peluncur roket multilaras (MLRS) K239 Chunmoo dari Korea…
AIRSPACE REVIEW - Textron Aviation Defense (TAD) pada 21 Desember 2025 mengumumkan telah menyelesaikan perjanjian…
View Comments
“Indonesia memiliki demografi usia muda yang tinggi, yang berarti keinginan dan hasrat untuk bepergian mungkin lebih besar dibanding negara dengan populasi yang menua,” ini benar sekali tetapi apakah berbanding lurus dengan penyerapan tenaga kerja, yang artinya jika mereka terserap dalam lapangan kerja dengan gaji mencukupi, maka otomatis kebutuhan liburan meningkat, pertanyaan nya JIKA TIDAK ?