Navy

Perkuat kehadirannya di Laut China Selatan, Filipina mempertimbangkan untuk mengakuisisi OPV buatan India

AIRSPACE REVIEW – Penjaga Pantai Filipina dilaporkan sedang mengevaluasi Kapal Patroli Lepas Pantai Generasi Berikutnya (NGOPV) rancangan India

NGOPV adalah kapal patroli dengan bobot 2.900 ton dan panjang sekitar 110 m, yang awalnya dikembangkan untuk Angkatan Laut India.

Jika proyek ini berjalan lancar, Penjaga Pantai Filipina akan mengoperasikan kapal yang dilengkapi dengan perangkat peperangan elektronik canggih dan sistem perawatan berbasis kecerdasan buatan (AI).

Kapal juga memiliki fasilitas untuk menampung helikopter kelas ringan/sedang dan drone multiguna.

Di India, peran NGOPV didefinisikan sebagai kapal antipembajakan, kontra infiltrasi, antiperburuan liar, antiperdagangan manusia, dan perang ranjau, dengan tanggung jawab tambahan dalam evakuasi non-kombatan, SAR, dan perlindungan aset lepas pantai.

Paket persenjataan pada kapal termasuk meriam laut 76 mm, dua sistem senjata jarak dekat, sistem pertahanan udara portabel, dan dua senapan mesin 12,7 mm.

Sistem propulsi kapal ditenagai oleh dua mesin diesel, menghasilkan kecepatan lebih dari 25 knot, kecepatan jelajah berkelanjutan 14 hingga 15 knot, dan jangkauan operasional sekitar 8.500 mil laut.

Daya tahan kapal tercatat minimal 60 hari, dengan akomodasi awak untuk 20 orang perwira dan 130 pelaut.

Bagi Filipina, mengadopsi kelas NGOPV ini akan menambah kekuatan armada kapal patroli dan tempur lepas pantainya, terutama untuk beroperasi di wilayah konflik Laut China Selatan.

Kapal ini akan dikerahkan Filipina terutama untuk menghadang kehadiran kapal-kapal Angkatan Laut dan Penjaga Pantai China. (RBS)

Rangga Baswara Sawiyya

Born of an air force family in Abdulrachman Saleh AFB, Malang. Fascinated with weaponry, automotive and action figures since childhood. The first article about the plane was published in HAI teen magazine when was being high school student. Wrote several articles about weaponry for Pikiran Rakyat newspaper and became a freelancer for Angkasa and Commando magazines from 2008 to 2017. Then joined Airspace Review and being as contributor for Langit Biru magazine since 2017

Recent Posts

Almaz-Antey dan Belarus menandatangani kontrak pemeliharaan sistem pertahanan udara, termasuk S-400 dan Tor-M2

AIRSPACE REVIEW - Perusahaan pertahanan udara dan antariksa Rusia, Almaz-Antey Aerospace Defense Concern, telah menandatangani…

5 hours ago

Inggris mengizinkan Turkiye untuk mengintegrasikan persenjataan buatan dalam negeri ke jet tempur Typhoon

AIRSPACE REVIEW - Akuisisi 20 unit jet tempur Eurofighter Typhoon oleh Turkiye, melalui kontrak senilai…

6 hours ago

Jet tempur KF-21 Boramae akan dilengkapi sistem IFF buatan BAE Systems

AIRSPACE REVIEW - BAE Systems telah menerima kontrak senilai 11 juta USD dari Korea Aerospace…

9 hours ago

Spanyol produksi kendaraan tempur FEROX 6X6, berdasarkan lisensi dari EDGE Group Uni Emirat Arab

AIRSPACE REVIEW - Perusahaan pertahanan Uni Emirat Arab (UEA) EDGE Group dan EM&E Group dari…

11 hours ago

Perluas kemampuan serangan jarak jauhnya, militer Estonia akuisisi K239 Chunmoo MLRS dari Korea Selatan

AIRSPACE REVIEW - Estonia dikabarkan mengakuisisi enam peluncur roket multilaras (MLRS) K239 Chunmoo dari Korea…

11 hours ago

Jepang mengakuisisi pesawat latih T-6 Texan II dari Textron, pengiriman dimulai tahun 2029

AIRSPACE REVIEW - Textron Aviation Defense (TAD) pada 21 Desember 2025 mengumumkan telah menyelesaikan perjanjian…

11 hours ago