Armed Forces

Hadapi terorisme dan perdagangan gelap, Nigeria borong senjata presisi untuk Super Tucano senilai 346 juta dolar AS

AIRSPACE REVIEW – Badan Kerja Sama Pertahanan dan Keamanan AS (DSCA) pada 13 Agustus 2025 mengumumkan bahwa Departemen Luar Negeri AS telah menyetujui potensi Penjualan Militer Asing (FMS) kepada Nigeria berupa amunisi berpemandu presisi, roket, dan dukungan terkait.

Paket senilai 346 juta dolar AS ini merupakan langkah signifikan Nigeria dalam memperkuat kemampuan operasional melawan terorisme dan perdagangan gelap di terutama di wilayah Sub-Sahara dan Teluk Guinea.

Dilaporkan, paket mencakup pengadaan 1.002 bom MK-82 serbaguna seberat 500 pon, 1.002 Air Foil Group (AFG) MXU-650 untuk Paveway II GBU-12 seberat 500 pon, 515 Air Foil Group MXU-1006 untuk Paveway II GBU-58 seberat 250 pon.

Lalu 1.517 Computer Control Group (CCG) MAU-169 atau MAU-209 untuk varian Paveway II, dan 1.002 sekering terprogram gabungan FMU-152.

Namun paket paling menonjol adalah pengiriman 5.000 amunisi Advanced Precision Kill Weapon System II (APKWS II), roket 70 mm yang ditingkatkan dengan bagian pemandu WGU-59/B, hulu ledak berdaya ledak tinggi, dan motor roket MK66-4.

Kontraktor utama untuk pengadaan amunisi ke Nigeria ini adalah RTX Missiles and Defense, Lockheed Martin Corporation, dan BAE Systems.

Untuk menghadapi peperangan asimetris, Angkatan Udara Nigeria (NAF) sebelumnya telah mendapatkan 12 pesawat serang ringan Embraer A-29 Super Tucano yang dikirimkan pada tahun 2021.

Pesawat buatan Brasil tersebut dilengkapi dengan pod penargetan elektro-optik. Sistem ini memberikan kemampuan untuk menargetkan dan menyerang posisi pemberontak dengan laser menggunakan amunisi berupa GBU-12, GBU-58, dan APKWS.

NAF juga dalam proses memperoleh helikopter serang Bell AH-1Z Viper dari Amerika Serikat, untuk digunakan dukungan udara jarak dekat (BTU) dan kontraterorisme.

Secara strategis, akuisisi persenjataan ini memperkuat peran Nigeria sebagai mitra kunci Amerika Serikat dalam lanskap keamanan Afrika bagian barat. (RBS)

Rangga Baswara Sawiyya

Born of an air force family in Abdulrachman Saleh AFB, Malang. Fascinated with weaponry, automotive and action figures since childhood. The first article about the plane was published in HAI teen magazine when was being high school student. Wrote several articles about weaponry for Pikiran Rakyat newspaper and became a freelancer for Angkasa and Commando magazines from 2008 to 2017. Then joined Airspace Review and being as contributor for Langit Biru magazine since 2017

Recent Posts

Almaz-Antey dan Belarus menandatangani kontrak pemeliharaan sistem pertahanan udara, termasuk S-400 dan Tor-M2

AIRSPACE REVIEW - Perusahaan pertahanan udara dan antariksa Rusia, Almaz-Antey Aerospace Defense Concern, telah menandatangani…

5 hours ago

Inggris mengizinkan Turkiye untuk mengintegrasikan persenjataan buatan dalam negeri ke jet tempur Typhoon

AIRSPACE REVIEW - Akuisisi 20 unit jet tempur Eurofighter Typhoon oleh Turkiye, melalui kontrak senilai…

6 hours ago

Jet tempur KF-21 Boramae akan dilengkapi sistem IFF buatan BAE Systems

AIRSPACE REVIEW - BAE Systems telah menerima kontrak senilai 11 juta USD dari Korea Aerospace…

9 hours ago

Spanyol produksi kendaraan tempur FEROX 6X6, berdasarkan lisensi dari EDGE Group Uni Emirat Arab

AIRSPACE REVIEW - Perusahaan pertahanan Uni Emirat Arab (UEA) EDGE Group dan EM&E Group dari…

11 hours ago

Perluas kemampuan serangan jarak jauhnya, militer Estonia akuisisi K239 Chunmoo MLRS dari Korea Selatan

AIRSPACE REVIEW - Estonia dikabarkan mengakuisisi enam peluncur roket multilaras (MLRS) K239 Chunmoo dari Korea…

11 hours ago

Jepang mengakuisisi pesawat latih T-6 Texan II dari Textron, pengiriman dimulai tahun 2029

AIRSPACE REVIEW - Textron Aviation Defense (TAD) pada 21 Desember 2025 mengumumkan telah menyelesaikan perjanjian…

12 hours ago