News

F-15C Eagle yang menembak jatuh MiG-29 dan MiG-23 Irak tiba di Museum Dirgantara dan Antariksa Nasional Smithsonian

AIRSPACE REVIEW – Jet tempur kursi tunggal legendaris McDonnell Douglas F-15C Eagle yang berhasil menembak jatuh pesawat MiG-29 dan MiG-23 Irak dalam Operasi Badai Gurun tahun 1991, telah tiba di tempat peristirahatan terakhirnya di Museum Dirgantara dan Antariksa Nasional Smithsonian di Bandara Dulles, Virginia.

Pesawat dengan nomor registrasi 85-0114 tersebut tiba di Museum Smithsonian pada 13 Agustus2025 dan akan menjadi koleksi permanen museum sekaligus menandai pertama kalinya F-15 ada di museum tersebut.

Seperti diketahui, saat Operasi Badai Gurun tahun 1991 jet tempur mesin ganda yang dipiloti oleh Kapten Cesar “Rico” Rodriguez itu meraih dua kemenangan udara dengan menembak jatuh sebuah MiG-29 dan sebuah MiG-23 Irak.

Pesawat F-15C tersebut berasa dari Skadron Tempur Taktis ke-58, Wing Tempur Taktis ke-33 Angkatan Udara AS (USAF).

Delapan tahun kemudian, Rodriguez kembali menembak jatuh sebuah MiG-29 Yugoslavia di langit Balkan, namun dengan menggunakan pesawat F-15 yang lainnya.

USAF mencatat, sejak Perang Vietnam, belum ada lagi pilot AS yang mencapai lima kemenangan udara yang dibutuhkan untuk mendapatkan gelar “Ace”.

Rodriguez adalah salah satu dari empat pilot USAF, selain Thomas Dietz, Robert Hehemann, dan Robert Wright yang hampir mencapai gelar tersebut. Empat pilot yang disebutkan ini masing-masing menembak jatuh tiga pesawat dalam 50 tahun terakhir.

Diterbangkan ke Museum oleh Komandan Wing Tempur ke-173

Pesawat F-15C 85-0114 tiba di Museum Dirgantara dan Antariksa Nasional Smithsonian dengan diterbangkan oleh Kolonel Adam “Axe” Gaudinski, Komandan Wing Tempur ke-173 di Kingsley Field, Oregon, tempat operasional terakhir jet ini.

Tercatat pesawat tersebut telah digunakan oleh USAF selama lebih dari 40 tahun.

Saat diterbangkan ke museum, di bawah bawah rel kanopi pesawat F-15C ini tertulis nama Col. Gaudinski. Namun setibanya di museum, stiker nama Gaudinski dilepas dan diganti dengan stiker bernama Col. Rodriguez.

Museum Smithsonian menyambut kedatangan F-15C lebih dari sekadar penambahan pesawat tempur modern ke dalam koleksinya.

Kurator museum tersebut, Michael Hankins, menyatakan pesawat ini merupakan salah satu pesawat tempur Amerika paling ikonik dalam setengah abad terakhir.

Ditambahkan bahwa F-15 secara total telah meriah lebih dari 100 kemenangan udara yang terkonfirmasi tanpa pernah ditembak jatuh dalam pertempuran udara.

Pesawat F-15C 85-0114 sebelum disimpan di museum telah dicat dengan skema cat udara ke udara F-15 modern USAF.

Pada bagian ekornya terdapat gambar David R. Kingsley yang namanya dijadikan nama Pangkalan Angkatan Udara AS di Oregon.

Pada bagian ekornya juga terdapat grafis ketika pesawat tersebut menembak jatuh MiG 29 dan MiG-23 Irak serta bendera Irak berukuran kecil.

F-15C Eagle dianggap sebagai tonggak teknologi era Perang Dingin. Pesawat ini dirancang guna meraih superioritas udara di segala kondisi.

Pesawat mampu terbang dengan kecepatan Mach 2,5 (2.650 km/jam) dan terbang hingga ketinggian 20.000 m (65.600 kaki).

F-15C menggabungkan kekuatan, kemampuan manuver, dan radar canggih yang telah memberinya keunggulan atas musuh-musuhnya selama beberapa dekade.

Saat ini, sekitar 200 unit F-15C/D masih dioperasikan oleh USAF, namun secara bertahap digantikan oleh F-15EX Eagle II yang modern.

Rodriguez Manjatuhkan MiG-29 Irak dengan Manuver Gunting Menurun

Rodriguez meraih kemenangan udara pertamanya pada 19 Januari 1991, hanya tiga hari setelah Operasi Badai Gurun 1991 digelar.

Dengan mengawaki F-15C, ia menghadapi MiG-29 Irak dalam pola manuver yang dikenal sebagai “Gunting Menurun”. Manuver ini dilakukan Rodriguez dengan mendorong pesawat tempur AS ini hingga gravitasi tertingginya, 9G.

Ia kemudian menembakkan rudal AIM-9 Sidewinder terhadap MiG-29 Irak, tetapi panas gurun mengganggu sensor inframerah rudal tersebut.

Pertempuran semakin sengit dan menjadi begitu dekat dengan tanah. Rodriguez pun berpikir untuk menggunakan untuk menembak musuhnya.

Pada saat itulah MiG Irak melakukan kesalahan fatal. Pesawat menukik terlalu jauh dengan maksud untuk melarikan diri, tetapi malah jatuh ke tanah.

Pembunuhan MiG-29 Irak itu diakui sebagai taktik Rodriguez, yang berhasil memaksa musuh melakukan kesalahan tersebut.

Beberapa hari kemudian, Rodriguez kembali terbang dengan F-15C 85-0114 yang sama, kali ini melawan formasi MiG-23 Irak.

Ia meluncurkan rudal udara ke udara AIM-7 Sparrow dan tepat mengenai sasaran di depannya. Penembakan ini menambah skor kill Rodriguez menjadi dua.

Bertahun-tahun kemudian, pada 24 Maret 1999, dalam Operasi Allied Force di Balkan, Rodriguez mencatat kemenangan udara ketiganya dengan menembak jatuh MiG-29 Yugoslavia menggunakan rudal AIM-120 AMRAAM.

Keberhasilan penembakan udara ke udara yang dilakukan olehnya, menjadikan Rodriguez sebagai salah satu pilot USAF yang masyhur.

Rodriguez menamatkan kariernya di USAF pada tahun 2006 dengan pangkat terakhir kolonel. (RNS)

RNS

View Comments

  • Pesawat tempur favorit gua dgn skor 100 kill dan 0 lose, ga seperti Pesawat tempur soviet baik MiG series atau SU series yg sering jadi bulan bulanan di medan tempur 🤣.

Recent Posts

Almaz-Antey dan Belarus menandatangani kontrak pemeliharaan sistem pertahanan udara, termasuk S-400 dan Tor-M2

AIRSPACE REVIEW - Perusahaan pertahanan udara dan antariksa Rusia, Almaz-Antey Aerospace Defense Concern, telah menandatangani…

3 hours ago

Inggris mengizinkan Turkiye untuk mengintegrasikan persenjataan buatan dalam negeri ke jet tempur Typhoon

AIRSPACE REVIEW - Akuisisi 20 unit jet tempur Eurofighter Typhoon oleh Turkiye, melalui kontrak senilai…

4 hours ago

Jet tempur KF-21 Boramae akan dilengkapi sistem IFF buatan BAE Systems

AIRSPACE REVIEW - BAE Systems telah menerima kontrak senilai 11 juta USD dari Korea Aerospace…

7 hours ago

Spanyol produksi kendaraan tempur FEROX 6X6, berdasarkan lisensi dari EDGE Group Uni Emirat Arab

AIRSPACE REVIEW - Perusahaan pertahanan Uni Emirat Arab (UEA) EDGE Group dan EM&E Group dari…

9 hours ago

Perluas kemampuan serangan jarak jauhnya, militer Estonia akuisisi K239 Chunmoo MLRS dari Korea Selatan

AIRSPACE REVIEW - Estonia dikabarkan mengakuisisi enam peluncur roket multilaras (MLRS) K239 Chunmoo dari Korea…

9 hours ago

Jepang mengakuisisi pesawat latih T-6 Texan II dari Textron, pengiriman dimulai tahun 2029

AIRSPACE REVIEW - Textron Aviation Defense (TAD) pada 21 Desember 2025 mengumumkan telah menyelesaikan perjanjian…

9 hours ago