AIRSPACE REVIEW – Angkatan Laut Brasil secara resmi menamai fregat kelas Tamandare keduanya sebagai Jeronimo de Albuquerque (F201). Kegiatan dilaksanakan dalam sebuah upacara di galangan kapal Oceana di Itajaí, Santa Catarina pada 8 Agustus 2025.
Acara tersebut dihadiri oleh Lady Maria Lúcia Guimarães Ribeiro Alckmin, istri Wakil Presiden Brasil Geraldo Alckmin, serta komandan angkatan laut senior, pejabat politik, dan eksekutif galangan kapal.
Kapal perang ini dibangun di bawah konsorsium Águas Azuis, sebuah kemitraan strategis yang menyatukan Thyssenkrupp Marine Systems dari Jerman, Embraer Defense & Security dari Brasil, dan galangan kapal Oceana.
Fregat kelas Tamandare (F200) ini dikembangkan dengan memanfaatkan desain MEKO A-100 yang telah teruji dan disesuaikan dengan spesifikasi Angkatan Laut Brasil.
Sebagai fregat modern, Jeronimo de Albuquerque dilengkapi dengan radar AESA fixed-face Saab Sea Giraffe 4A yang menyediakan pengawasan udara dan permukaan secara simultan dengan cakupan 360 derajat dan kemampuan untuk melacak ratusan target.
Sebagai senjata utama, kapal dilengkapi dengan meriam laut Leonardo OTO Melara 76 mm Super Rapid yang mampu menembakkan amunisi berpemandu seperti proyektil DART.
Sedangkan untuk pertahanan jarak dekat, fregat ini dilengkapi stasiun senjata kendali jarak jauh (RCWS) dengan senapan mesin Rheinmetall SEASNAKE 12,7 mm.
Untuk senjata pertahanan udaranya, kapal dilengkapi sistem rudal permukaan ke udara MBDA Sea Ceptor, menggunakan rudal CAMM yang diluncurkan dari sistem peluncuran vertikal (VLS) 12 sel.
Dalam peran peperangan antikapal selam, fregat ini menggunakan sonar yang terpasang di lambung kapal, dilengkapi dengan opsi integrasi sistem array tarik, yang memungkinkan deteksi kapal selam modern bertenaga diesel/listrik dan nuklir yang senyap.
Tersedia dua peluncur torpedo rangkap tiga 324 mm yang dapat menembakkan torpedo ringan seperti Mk 46 atau Mk 54, tergantung kebutuhan operasional.
Dek belakang kapal dapat menampung satu helikopter medium, seperti Sikorsky SH-60 Seahawk atau Airbus H225M. Heli ini berfungsi untuk meningkatkan jangkauan antikapal selam (ASW) dengan sonar celup dan torpedo yang dijatuhkan dari udara.
Sistem tempur kapal berpusat pada Atlas Elektronik CMS 330, yang mengintegrasikan radar, sonar, peperangan elektronik, dan kendali senjata ke dalam satu kesatuan operasional.
Kemampuan peperangan elektroniknya didukung oleh rangkaian ESM/ECM canggih yang mampu mendeteksi, mengklasifikasikan, dan mengganggu pemancar musuh.
Untuk spesifikasinya, fregat memiliki bobot benaman sekitar 3.500 ton, panjang 107 m, lebar 16 m, dan sarat air 5,2 m. Kapal menampung awak hingga 130 orang.
Sebagai tenaga penggeraknya, kapal ini ditenagai oleh sistem propulsi gabungan diesel dan diesel (CODAD) yang menghasilkan kecepatan tertinggi 27 knot dan jangkauan operasional lebih dari 5.000 mil laut pada kecepatan jelajah 14-16 knot. (RBS)
AIRSPACE REVIEW - Perusahaan pertahanan udara dan antariksa Rusia, Almaz-Antey Aerospace Defense Concern, telah menandatangani…
AIRSPACE REVIEW - Akuisisi 20 unit jet tempur Eurofighter Typhoon oleh Turkiye, melalui kontrak senilai…
AIRSPACE REVIEW - BAE Systems telah menerima kontrak senilai 11 juta USD dari Korea Aerospace…
AIRSPACE REVIEW - Perusahaan pertahanan Uni Emirat Arab (UEA) EDGE Group dan EM&E Group dari…
AIRSPACE REVIEW - Estonia dikabarkan mengakuisisi enam peluncur roket multilaras (MLRS) K239 Chunmoo dari Korea…
AIRSPACE REVIEW - Textron Aviation Defense (TAD) pada 21 Desember 2025 mengumumkan telah menyelesaikan perjanjian…