AIRSPACE REVIEW – Viral beredar foto terbaru dari USS Michael Monsoor (DDG 1001), kapal perusak berpeluru kendali kelas Zumwalt milik Angkatan Laut AS (USN) yang tampak tak terawat baik.
Fakta tersebut menimbulkan pertanyaan mengenai kondisi operasional dan kelangsungan jangka panjang kapal tempur permukaan tercanggih milik USN tersebut.
Dilaporkan, foto tersebut diambil saat kunjungan DDG 1001 baru-baru ini ke Yokosuka, Jepang. Foto menunjukkan perubahan warna kapal yang parah, goresan korosi, dan kerusakan permukaan yang terlihat pada eksterior komposit kapal.
Gambar tersebut memicu gelombang diskusi daring, salah satunya mempertanyakan apakah degradasi tersebut dapat membahayakan desain siluman kapal perusak yang mampu menghindari tangkapan radar tersebut.
Dalam pernyataan yang menanggapi gambar-gambar tersebut, perwakilan USN mengecilkan kekhawatiran tersebut.
USN menjelaskan bahwa perubahan warna dan goresan yang terlihat pada foto-foto tersebut merupakan akibat umum dari operasi yang berkepanjangan di laut.
Ditambahkan, paparan rutin terhadap air asin, radiasi UV, dan polutan maritim sebagai faktor penyebabnya.
Noda gelap dan garis karat juga terkait dengan peralatan tambat yakni sistem kabel logam yang digunakan untuk menambatkan kapal di pelabuhan.
Mengenai USS Michael Monsoor, adalah kapal perusak kedua kelas Zumwalt dari tiga kapal yang dibangun.
Awalnya kapal perusak siluman ini akan dibangun sebanyak 32 kapal, namun dikurangi secara drastis hingga tiga kapal saja. Pengurangan ini karena pembengkakan biaya, perubahan persyaratan misi, dan kesulitan dengan sistem persenjataan utama.
Ketiga kapal perusak tersebut adalah USS Zumwalt (DDG 1000) yang diluncurkan pada 28 Oktober 2013, lalu USS Michael Monsoor (DDG-1001) yang diluncurkan pada 21 Juni 2016, dan USS Lyndon B. Johnson (DDG-1002) yang diluncurkan 9 Desember 2018.
Dirancang untuk memberikan dukungan tembakan angkatan laut untuk pendaratan amfibi, kelas ini kehilangan peran tersebut setelah USN memutuskan untuk tidak membeli amunisi untuk Sistem Senjata Canggih 155 mm kembarnya.
USN telah mengubah orientasi misi kapal kelas Zumwalt untuk mengintegrasikan senjata hipersonik dan sistem serangan jarak jauh di masa mendatang.
Kapal-kapal ini diharapkan dapat menampung kemampuan Serangan Cepat Konvensional (CPS) dalam beberapa tahun mendatang, dengan modifikasi struktural yang sudah berjalan. (RBS)

