AIRSPACE REVIEW – Setelah lama dinanti-nanti, prototipe drone Elang Hitam akhirnya berhasil mengudara untuk pertama kalinya. Penerbangan dilaksanakan di Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati, Majalengka pada Senin (28/7).
Seperti diketahui, drone jenis Medium Altitude Long Endurance (MALE) ini telah diluncurkan pada 30 Desember 2019 dari fasilitas pabrik PT Dirgantara Indonesia (PTDI) di Bandung.
Drone buatan dalam negeri ini merupakan hasil kolaborasi antara PTDI bersama BRIN, PT LEN, Kementerian Pertahanan RI dan TNI AU.
Selama uji terbang perdananya, drone Elang Hitam didampingi oleh pesawat Kodiak milik PTDI sebagai chaser aircraft. Pesawat ini berfungsi untuk melakukan pemantauan langsung terhadap performanya di udara, serta mendukung aspek keselamatan penerbangan.
Uji terbang drone Elang Hitam merupakan bagian dari rangkaian pengujian yang akan terus berlanjut hingga pesawat tanpa awak ini memperoleh sertifikasi resmi dari otoritas yang berwenang.
Uji terbang perdana ini juga merupakan proof-of-concept penguasaan teknologi kunci dalam rancang bangun drone kelas MALE yang antara lain mencakup desain konfigurasi sistem, sistem kendali terbang otomatis, dan sistem komunikasi jarak jauh.
Pembuktian konsep ini menjadi referensi dasar untuk pengembangan MALE selanjutnya sesuai dengan kebutuhan nasional.
Sebagai drone intai, Elang Hitam dapat menjalankan misi pengawasan dan intelijen dengan durasi operasional hingga 24 jam di ketinggian hingga 20.000 kaki.
Platform ini mengusung arsitektur terbuka dan modular, memungkinkan pengembangan lanjutannya di masa depan.
Drone Elang Hitam dirancang untuk dapat menjalankan berbagai misi, termasuk pengintaian, pemantauan wilayah maritim dan perbatasan, hingga pemantauan wilayah terdampak bencana. (RBS)
saatnya diujicoba pada perang terbuka (supaya ketahuan apa kelebihan & kekuranganya)
kalau hanya ujicoba atau hanya buat latihan, mending buat ngebom hama tikus disawah