AIRSPACE REVIEW – Perang Chechnya 2 (1999-2009) yang merupakan lanjutan dari Perang Chechnya 1 (1994-1996), adalah konflik antara Federasi Rusia dan Republik Chechnya yang ingin merdeka pasca runtuhnya Uni Soviet pada 1991.
Saat itu, industri dirgantara Rusia telah merancang pesawat khusus untuk menghadapi perang asimetris tersebut.
Adalah Biro Desain Ilyushin yang dipercaya untuk mengembangkan platform gunship untuk Angkatan Udara Rusia pada tahun 2003 dengan menggunakan basis pesawat penumpang Il-114T.
Pesawat dengan kode Il-114TOP ini dibekali dengan persenjataan berat yang cukup mengesankan, berupa meriam 2C23 Nona kaliber 120 mm 90 munisi di bawah perut bagian depan.
Senjata keduanya adalah kanon otomatis 2Α-42 kaliber 30 mm dengan 1.100 peluru yang dipasang di bagian bawah perut belakang.
Untuk mengintegrasikan kedua persenjataan tersebu, pesawat Il-114T mendapatkan modifikasi pada strukturnya.
Senjata-senjata tersebut ditempatkan sedemikian rupa sehingga dapat bergerak 90 derajat pada sumbu vertikal (arah bawah) dan horizontal (menyamping).
Kedua persenjataan ini dikendalikan oleh operator (gunner) menggunakan Sistem Kontrol Penembakan (FCS).
Selain sistem senjata dengan akurasi tinggi, pesawat Il-114TOP ini dibekali perangkat sensor elektro-optik, radar SAR, dan sistem komunikasi modern.
Pesawat gunship ini diawaki 6 orang dua pilot dan empat operator sistem.
Untuk kinerjanya, Il-114TOP yang ditenagai dua mesin turboprop TV7-117S ini mampu mencapai kecepatan maksimum 500 km/jam, kecepatan jelajah kisaran 300-350 km/jam. Ketinggian terbang hingga 7.600 m dan jangkauan 900 km.
Namun hingga berakhirnya Perang Chechnya 2 pada tahun 2009, tak satupun pesawat Il-114TOP gunship yang pernah berhasil diproduksi. (RBS)


120mm? Mindahin turret tank.konfigurasi sayap mengganggu. Harusnya pake An 22 sayang punya Ukraina atau Il 76 tapi mesin jetnya terlalu cepat