AIRSPACE REVIEW – Jet tempur Chengdu F-7 BGI Angkatan Udara Bangladesh (BAF) jatuh menimpa kampus Milestone School and College di Distrik Utara Dhaka, Bangladesh pada Senin (21/7).
Pesawat tersebut jatuh menimpa bagian kantin dari kampus tersebut menyebabkan lebih dari 20 orang meninggal dunai dan lebih 164 lainnya luka-luka.
Kecelakaan terjadi tak lama usai pesawat yang diterbangkan oleh pilot muda tersebut lepas landas dari pangkalan udara terdekat.
Saat itu para siswa dan staf kampus sedang makan siang, sementara yang lainnya baru keluar dari ruang kelas.
Kebakaran besar terjadi menyusul dari ledakan hebat akibat jatuhnya pesawat tersebut, menimbulkan kepanikan bagi semua orang yang ada di tempat itu.
Video yang diambil oleh para saksi menunjukkan asap tebal mengepul di atas reruntuhan sekolah, sementara warga dan tim penyelamat berusaha menyelamatkan korban dari reruntuhan.
Otoritas berwenang mengatakan, di antara para korban luka terdapat puluhan siswa, yang segera diselamatkan oleh tim darurat dan dibawa ke rumah sakit terdekat.
Pilot pesawat F-7 berpangkat letnan satu saat kecelkaan sedang menjalankan misi terbang solo pertamanya menggunakan pesawat berkursi tunggal tersebut.
Laporan awal menyebut, ia berusaha mengalihkan pesawat tempur dari area permukiman sebelum kecelakaan terjadi.
Pilot diselamatkan dalam keadaan hidup dan dibawa dengan helikopter ke Rumah Sakit Militer Gabungan, tetapi akhirnya meninggal dunia karena luka-luka berat yang dideritanya.
Angkatan Udara Bangladesh menyatakan, penyelidikan langsung digelar untuk menentukan penyebab dari tragedi yang sangat tidak diharapkan tersebut. BAF belum merilis rincian awal tentang apa yang mungkin menyebabkan kecelakaan itu.
Pesawat yang mengalami kecelakaan yaitu Chengdu F-7 BGI adalah versi modern dari pesawat tempur J-7 China.
Aslinya pesawat ini dibuat berdasarkan lisensi dari MiG-21 Soviet. Walau bertampang tua, pesawat ini sebenarnya telah dilengkapi dengan beragam perangkat modern, seperti kokpit kaca digital, radar kendali tembakan KLJ-6F, dan avionik yang diperbarui.
Varian F-7 BGI dikembangkan khusus oleh Chengdu untuk Angkatan Udara Bangladesh dan dikirimkan antara tahun 2011 hingga 2013.
BAF mengoperasikan 16 pesawat F-7 BGI, varian pencegat yang digunakan untuk pertahanan udara dan pelatihan pilot tingkat lanjut.
Meskipun telah menjalani peningkatan, jet F-7 masih didasarkan pada struktur pesawat tahun 1950-an, tanpa sistem kendali penerbangan modern. Hal ini menuntut tingkat teknis tinggi dari pilot, terutama dalam misi ketinggian rendah dan kecepatan tinggi.
Kecelakaan F-7 bukan yang pertama di Bangladesh. Sebelumnya beberapa insiden terjadi pada pesawat ini selama beberapa dekade terakhir di mana beberapa di antaranya berakibat fatal.
Pemerintah Bangladesh menetapkan masa berkabung nasional hingga 22 Juli untuk mengenang para korban kecelakaan dan berjanji memberikan semua dukungan yang diperlukan kepada keluarga korban tewas dan luka-luka.
Tragedi ini memicu kembali perdebatan mengenai keselamatan pesawat militer generasi lama yang masih beroperasi di berbagai angkatan udara, khususnya di Angkatan Udara Bangladesh. (RNS)
AIRSPACE REVIEW - Perusahaan pertahanan udara dan antariksa Rusia, Almaz-Antey Aerospace Defense Concern, telah menandatangani…
AIRSPACE REVIEW - Akuisisi 20 unit jet tempur Eurofighter Typhoon oleh Turkiye, melalui kontrak senilai…
AIRSPACE REVIEW - BAE Systems telah menerima kontrak senilai 11 juta USD dari Korea Aerospace…
AIRSPACE REVIEW - Perusahaan pertahanan Uni Emirat Arab (UEA) EDGE Group dan EM&E Group dari…
AIRSPACE REVIEW - Estonia dikabarkan mengakuisisi enam peluncur roket multilaras (MLRS) K239 Chunmoo dari Korea…
AIRSPACE REVIEW - Textron Aviation Defense (TAD) pada 21 Desember 2025 mengumumkan telah menyelesaikan perjanjian…