AIRSPACE REVIEW – Pemerintah Turkiye memesan prototipe keenam jet tempur generasi kelima KAAN yang dikembangkan industri dalam negeri, Turkish Aerospace (TA).
Presidensi Industri Pertahanan Turki (SSB) mengatakan upaya tersebut dilakukan untuk mempercepat jadwal program di mana hal ini akan memungkinkan pengujian pesawat secara paralel dan lebih intensif.
Seperti prototipe-prototipe sebelumnya, pesawat prototipe keenam akan digunakan untuk memvalidasi sistem-sistem penting melalui pengujian terowongan angin aerodinamis, evaluasi dalam kondisi ekstrem, simulasi operasional dengan avionik canggih, serta uji manuver taksi dan landasan pacu berkecepatan tinggi.
Tujuannya adalah untuk memastikan jet tempur siluman tersebut siap untuk produksi massal dan selanjutnya diintegrasikan ke dalam Angkatan Udara Turkiye.
Program jet tempur KAAN diluncurkan pada tahun 2010 dan saat ini menjadi prioritas nasional setelah Turki dikeluarkan oleh Amerika Serikat dari konsorsium F-35 pada tahun 2019.
Pesawat KAAN dirancang untuk misi superioritas udara dan serangan. Pesawat dapat terbang dengan kecepatan hingga mendekati Mach 2 dan jangkauan tempur melebihi 1.000 km.
Enam prototipe KAAN dirancang mampu terbang dan dua lainnya akan dibangun untuk uji struktural. Versi awal pesawat ini menggunakan mesin General Electric F110 dari AS. Namun, Turkiye juga sedang mengembangkan mesin domestik TF-35000 dengan perkiraan kekuatan dorong 35.000 pound-force.
Penerbangan perdana KAAN menggunakan mesin buatan dalam negeri diperkirakan akan dilakukan pada tahun 2032.
Turkiye sejauh ini telah mencapai beberapa kemajuan dalam pengembangan KAAN. Prototipe pertama, misalnya, berhasil melakukan penerbangan perdana pada Februari 2024, dua tahun lebih cepat dari jadwal yang ditentukan semula.
Pesawat tersebut terbang selama 13 menit di atas Ankara, sebuah tonggak sejarah bagi industri kedirgantaraan Turkiye.
Perkembangan lainnya, sejak prototipe kedua desain KAAN telah mengalami penyempurnaan, seperti desain ulang saluran masuk udara dan pengurangan bobot struktural yang mengoptimalkan kinerja silumannya.
Program ini juga mencakup pengembangan sistem radar AESA milik sendiri, seperti MURAD 600-A, dan kemampuan peperangan jaringan, yang memungkinkan pesawat tempur tersebut beroperasi bersama dengan drone siluman Kızılımı dan Anka-III.
Turkiye juga sedang meningkatkan upayanya untuk membuat KAAN versi ekspor.
Mengacu pada pernyataan Presiden Turkiye Recep Tayyip Erdogan beberapa waktu lalu, Indonesia telah memesan 48 pesawat KAAN senilai 10 miliar USD. Pengiriman pertama dijadwalkan tahun 2028.
Selain Indonesia, negara lain seperti Azerbaijan, Pakistan, Malaysia, Mesir, dan Arab Saudi disebut juga telah menyatakan minatnya terhadap program KAAN. (RNS)

