AIRSPACE REVIEW – Presiden AS Donald Trump menyatakan akan mengirim lebih banyak sistem pertahanan udara Patriot ke Ukraina. Pengadaan sistem rudal dari AS ini, lanjut Trump, akan dibiayai oleh Eropa.
Berbicara di Gedung Putih pada hari Senin, orang nomor satu di AS tersebut mengatakan hal itu dalam pertemuan dengan Sekretaris Jenderal NATO Mark Rutte.
Selain akan mengirim senjata tambahan ke Ukraina, Trump juga mengancam akan mengenakan tarif sekunder baru kepada Rusia jika Presiden Rusia Vladimir Putin tidak menyetujui perjanjian damai dalam 50 hari dengan Ukraina.
Menteri Perdagangan Howard Lutnick kemudian menambahkan bahwa tujuan dari sanksi sekunder tersebut AS untuk membujuk Putin agar mengakhiri perang dengan Ukraina.
Sistem Patriot buatan AS pertama kali tiba di Ukraina pada April 2023 dari Jerman. Sistem ini telah terbukti ampuh dalam menangkis serangan udara Rusia.
“Kami membuat peralatan terbaik, rudal terbaik, yang terbaik dari semuanya,” kata Trump dalam jumpa pers.
“Negara-negara Eropa tahu itu, dan kami membuat kesepakatan hari ini di mana kami akan mengirimkan senjata kepada mereka, tetapi mereka akan membayarnya,” tegas Trump.
Sistem Patriot tambahan pertama dijadwalkan tiba di Ukraina dalam beberapa hari ke depan. Dijelaskan bahwa pengiriman sistem pertahanan udara tersebut akan diambil dari stok beberapa negara Eropa dan AS kemudian akan menggantinya.
Trump menyebut bahwa satu negara memiliki 17 sistem Patriot yang siap dikirim dan AS akan menggantinya dengan capat. “Itu bisa dilakukan dengan sangat cepat.”
Pada hari yang sama di Pangkalan Gabungan Andrews di luar Washington, Trump mengaku kecewa dan tidak suka dengan Presiden Putin.
“Saya sangat kecewa dengan Putin. Saya pikir dia adalah seseorang yang bersungguh-sungguh dengan apa yang dia katakan. Dan dia akan berbicara dengan sangat indah, lalu dia akan mengebom orang-orang di malam hari. Kami tidak suka itu,” kata Trump.
Bagi Ukraina, kebutuhan akan pertahanan udara sangat besar. Institut Studi Perang mencatat, Ukraina menghadapi peningkatan serangan rudal dan drone Rusia, yang telah melonjak lima kali lipat sejak awal tahun.
Pekan lalu, Rusia melancarkan serangan drone terbesarnya ke Ukraina. Rusia menyerang 741 target di seluruh Ukraina menggunakan 728 drone ke wilayah Bryansk, Primorsko-Akhtarsk, Kursk, Oryol, dan Millerovo di Rusia.
Sementara itu, muncul dugaan yang belum terkonfirmasi bahwa AS dapat memasok Ukraina dengan rudal jarak jauh yang dapat mencapai target jauh di dalam wilayah Rusia, termasuk Moskow, lapor Axios.
Axios tidak merinci jenis rudalnya, tetapi pernyataan tersebut menimbulkan spekulasi bahwa rudal tersebut bisa berupa salah satu dari dua senjata.
Salah satunya adalah AGM-158 Joint Air-to-Surface Standoff Missile (JASSM) yang akan melengkapi F-16 Ukraina. Yang lainnya adalah rudal balistik jarak pendek Precision Strike Missile (PrSM) yang diluncurkan dari darat. (RNS)