AIRSPACE REVIEW – Di bawah program “Entente Industrielle” yang telah direvitalisasi, Inggris dan Prancis meluncurkan perjanjian kerja sama industri pertahanan untuk mengembangkan rudal jelajah jarak jauh baru
Komitmen baru ini muncul di saat kedua negara menghadapi implikasi keamanan yang berkepanjangan dari perang Rusia dengan Ukraina.
Inti dari kerja sama ini adalah fokus pada pengembangan penerus rudal jelajah Storm Shadow/SCALP EG (Système de Croisière Autonome à Longue Portée – Emploi Général).
Pengembangan rudal jelajah baru ini berbekal pelajaran dari penggunaannya oleh militer Ukraina untuk menyerang target Rusia yang terbukti ampuh.
Rudal baru akan mendapatkan sistem propulsi yang ditingkatkan, fitur siluman, dan panduan multi-mode berbasis kecerdasan buatan (AI) untuk serangan semakin presisi.
Selain itu, program baru ini akan meningkatkan stok senjata secara langsung sekaligus sebagai pengganti stok terpakai dari Storm Shadow/SCALP EG.
Sistem senjata generasi baru ini bertujuan untuk mengatasi tantangan anti-akses/penolakan area (A2/AD) yang muncul secara nyata di palagan Ukraina, di mana sistem pertahanan udara berlapis Rusia telah menguji batas rudal jelajah lama.
Rudal Storm Shadow/SCALP EG mulai dikembangkan sejak 1994 oleh BAE Inggris dan Matra Prancis, dan sekarang diproduksi oleh MBDA.
Rudal memiliki berat sekitar 1.300 kg, panjang 5,1 m, diameter 48 cm dan lebar sayap 3 m.
Storm Shadow/SCALP EG dapat diandalkan menghancurkan target seperti pusat komando dan komunikasi; lapangan terbang, pelabuhan, pembangkit listrik, gudang amunisi, jembatan dan target strategis bernilai tinggi lainnya.
Rudal ini memiliki jangkauan sekitar 560 km, didukung oleh mesin turbojet mini dengan kecepatan 0,8 Mach. Rudal dapat diluncurkan dari jet tempur Barat seperti Tornado GR4, Typhoon, Mirage 2000, Rafale dan Gripen. (RBS)