AIRSPACE REVIEW – Kementerian Pertahanan Italia secara resmi menyetujui peluncuran fase kedua program Herakles pada 27 Juni 2025. Ini adalah sebuah proyek ambisius guna mengembangkan sistem railgun elektromagnetik hipersonik.
Kontrak untuk fase dua ini diserahkan oleh Jenderal Angelo Assorati kepada perusahaan Kairospace.
Pendanaan untuk fase baru ini mencapai total 896.700 euro untuk tahun 2026, dengan 50 persen dibiayai oleh Kementerian Pertahanan Italia dan 50 persen oleh kontraktor.
Kairospace bertanggung jawab mengembangkan demonstrator dan sistem pendukung terkait.
Sebelumnya, fase pertama program Herakles telah diselesaikan pada Oktober 2023 dengan pendanaan sebesar 317.200 euro. Fase ini berfokus pada definisi arsitektur sistem fungsional dan penilaian teknologi awal.
Fase kedua yang baru diluncurkan ditujukan untuk mengembangkan demonstrator dan memvalidasi sistem railgun untuk penggunaan militer.
Secara teknis, tujuan utama pengembangan meriam rel Herakles adalah untuk meluncurkan proyektil inert berukuran kecil dan menengah dengan kecepatan hipersonik untuk aplikasi serangan kinetik, termasuk pertahanan pantai dan misi antitank.
Tujuan sekundernya adalah untuk mengadaptasi teknologi propulsi elektromagnetik yang sama untuk menempatkan satelit mini dan mikro ke orbit.
Senjata rel elektromagnetik beroperasi dengan mempercepat proyektil di sepanjang dua rel konduktif paralel menggunakan arus listrik berintensitas tinggi yang menghasilkan medan magnet.
Mekanisme ini memungkinkan proyektil berenergi kinetik mencapai kecepatan jauh melebihi kecepatan yang dapat dicapai oleh senjata konvensional yang menggunakan propelan kimia.
Sistem senjata ini menghasilkan muzzle velocity antara 2.000 dan 3.500 meter per detik, dengan keluaran energi berkisar antara 5 hingga 50 megajoule.
Tidak seperti senjata api tradisional, senjata rel berpotensi mengurangi beban logistik dengan menghilangkan kebutuhan akan bahan peledak dan propelan kimia. (RBS)

