AIRSPACE REVIEW – Robotican, perusahaan asal Israel, mengumumkan pengiriman puluhan sistem drone hibrida Rooster rancangannya ke pasukan operasi khusus Eropa, unit intervensi, dan tim infanteri.
Sebelumnya, drone berukuran kompak ini telah digunakan oleh pasukan khusus Israel.
Rooster merupakan drone taktis hibrida yang dirancang untuk lingkungan kompleks dan sempit, Drone ini menggabungkan kelincahan udara dengan mobilitas robotik di darat.
Kemampuan uniknya untuk bertransisi antara terbang dan meluncur di darat/tanah, memungkinkan operasi hemat energi di dalam ruangan atau bunker bawah tanah dan tanpa GPS.
Sistem sangkar pelindungnya bertindak sebagai roda saat di darat, yang dapat melintasi medan yang tidak rata. Sangkar juga berguna melindungi rotor untuk terbang aman meskipun menyentuh ranting pepohonan.
Drone canggih ini dilengkapi dengan kamera inframerah siang/malam yang sensitif, iluminator tampak dan inframerah, serta muatan yang dapat diganti seperti pencitra termal dan sensor bahan berbahaya.
Sistem ini juga mendukung komunikasi MESH yang andal, memungkinkan hingga tiga unit ROOSTER beroperasi bersama bahkan di lingkungan tanpa konektivitas eksternal.
Dengan durasi misi 90 menit dan lima jam dalam mode siaga, platform ini menawarkan fleksibilitas operasional yang lebih luas.
Berbobot ringan dan tangguh, Rooster dirancang untuk penggunaan cepat, dapat muat di dalam ransel taktis dan dapat dioperasikan oleh satu orang saja.
Sebagai drone serbaguna, Rooster menyediakan pasukan wahana untuk pengintaian taktis, pencarian dan penyelamatan di perang perkotaan.
Drone ini juga ditawarkan untuk aplikasi sipil seperti digunakan untuk inspeksi keselamatan industri terhadap bahan berbahaya. (RBS)
Sudah saat bangsa Indonesia mendidik tenaga kerja trampil untuk inovasi technologi berbagai lini kebutuhan.
Indonesia tidak mau repot repot kok..tinggal beli saja ….uang kan banyak ….