Helicopter

Gantikan helikopter ikonik Mi-8/Mi-17, Rusia kembangkan Mi-80 dengan rotor dan mesin baru

AIRSPACE REVIEW – Industri kedirgantaraan Rusia mulai membangun helikopter multiperan generasi berikutnya yang dirancang untuk menggantikan seri Mi-8/17 Hip yang ikonik.

Helikopter yang diberi nama Mi-80 ini dikembangkan berdasarkan desain Mi-171A3 dan direncanakan menjadi pengganti semua keluarga Hip yang tua pada tahun 2030.

Mi-80 bakal dilengkapi bilah rotor yang lebih canggih dan mesin yang lebih bertenaga. Bobot lepas landas maksimumnya meningkat menjadi 14 ton, dibandingkan Mi-17 yang 13 ton.

Inovasi lainnya pada Mi-80 mencakup badan helikopter yang diperkuat dengan penggunaan material komposit polimer secara ekstensif.

Sistem rotor didesain ulang, dilengkapi rotor ekor berbentuk X yang sangat efisien dan bilah rotor utama komposit dengan kinerja aerodinamis yang ditingkatkan.

Lalu tangki bahan bakar antibenturan ditempatkan di kompartemen badan bagian bawah, di bawah lantai kabin kargo/penumpang untuk meningkatkan keselamatan.

Mi-80 akan dilengkapi juga dengan perangkat avionik canggih yang mampu beroperasi secara otomatis maupun manual pada siang maupun malam hari, termasuk di medan yang minim penanda visual.

Sebagai tambahan informasi, sebelum meluncurkan Mi-80, Biro Desain Mil telah berhasil merancang Mi-38 dan diproduksi oleh pabrik helikopter Kazan.

Mi-38 dikembangkan untuk menggantikan Mi-8 dan Mi-17. Prototipenya berhasil terbang pertama kali pada 22 Desember 2003 dan disertifikasi pada 30 Desember 2015.

Helikopter dengan bobot lepas landas maksimum 15 ton ini sempat masuk jalur produksi, sebanyak sembilan helikopter serial telah dibangun oleh pabrik helikopter Kazan.

Namun karena Perang Rusia-Ukraina, produksi Mi-38 akhirnya terhenti akibat sejumlah kendala. (RBS)

Rangga Baswara Sawiyya

Born of an air force family in Abdulrachman Saleh AFB, Malang. Fascinated with weaponry, automotive and action figures since childhood. The first article about the plane was published in HAI teen magazine when was being high school student. Wrote several articles about weaponry for Pikiran Rakyat newspaper and became a freelancer for Angkasa and Commando magazines from 2008 to 2017. Then joined Airspace Review and being as contributor for Langit Biru magazine since 2017

View Comments

  • di tengah sanksi2 dari Barat n ancaman caatsa makin sulit produk Rusia utk dijual ke negara luar

Recent Posts

Almaz-Antey dan Belarus menandatangani kontrak pemeliharaan sistem pertahanan udara, termasuk S-400 dan Tor-M2

AIRSPACE REVIEW - Perusahaan pertahanan udara dan antariksa Rusia, Almaz-Antey Aerospace Defense Concern, telah menandatangani…

5 hours ago

Inggris mengizinkan Turkiye untuk mengintegrasikan persenjataan buatan dalam negeri ke jet tempur Typhoon

AIRSPACE REVIEW - Akuisisi 20 unit jet tempur Eurofighter Typhoon oleh Turkiye, melalui kontrak senilai…

6 hours ago

Jet tempur KF-21 Boramae akan dilengkapi sistem IFF buatan BAE Systems

AIRSPACE REVIEW - BAE Systems telah menerima kontrak senilai 11 juta USD dari Korea Aerospace…

9 hours ago

Spanyol produksi kendaraan tempur FEROX 6X6, berdasarkan lisensi dari EDGE Group Uni Emirat Arab

AIRSPACE REVIEW - Perusahaan pertahanan Uni Emirat Arab (UEA) EDGE Group dan EM&E Group dari…

11 hours ago

Perluas kemampuan serangan jarak jauhnya, militer Estonia akuisisi K239 Chunmoo MLRS dari Korea Selatan

AIRSPACE REVIEW - Estonia dikabarkan mengakuisisi enam peluncur roket multilaras (MLRS) K239 Chunmoo dari Korea…

11 hours ago

Jepang mengakuisisi pesawat latih T-6 Texan II dari Textron, pengiriman dimulai tahun 2029

AIRSPACE REVIEW - Textron Aviation Defense (TAD) pada 21 Desember 2025 mengumumkan telah menyelesaikan perjanjian…

11 hours ago