AIRSPACE REVIEW – Empat warga negara (WN) China ditangkap di Yunani usai memotret jet tempur Rafale Agkatan Udara Yunani (HAF) dan fasilitas industri dirgantara negara itu (HAI) pada 7 Jui 2025.
Keempat WN China itu diduga terlibat spionase militer ketika mereka memotret Pangkalan Udara Tanagra di Yunani beserta pesawat dan faslitas militer yang ada di sana.
Petugas mengidentifikasi mereka terdiri dari pasangan suami-istri berusia 47 tahun, putra mereka berusia 15 tahun, dan seorang teman keluarga itu berusia 53 tahun.
Seperti diberitkan surat kabar Yunani, Proto Thema, kelompok WN China itu awalnya didekati oleh penjaga keamanan HAI ketika mereka terlihat berada di dekat area terlarang.
Namun, setelah diperingatkan pun ternyata mereka tidak menjauh. Mereka bahkan menuju jembatan terdekat dan terus mengambil gambar jet tempur serta infrastruktur militer di markas Wing Tempur ke-114 Angkatan Udara Hellenic tersebut
Kepolisian HAF yang bertanggung jawab atas keamanan internal unit-unit militer akhirnya mencegat mereka di dekat pangkalan.
Mereka dibawa untuk diinterogasi dan kemudian dipindahkan ke Kantor Polisi Tanagra. Pada Kamis ini mereka rencananya akan dibawa ke Kejaksaan Umum.
Menurut sumber setempat, kelompok keluarga itu memiliki sejumlah besar gambar area sensitif pangkalan udara dan fasilitas industri Yunani. Hal ini menimbulkan kekhawatiran serius di kalangan otoritas pertahanan negara.
Kasus tersebut ditangani dengan prioritas tertinggi oleh Badan Intelijen Nasional Yunani (EYP), yang saat ini sedang menyelidiki apakah keempat warga negara China tersebut merupakan bagian dari operasi pengumpulan intelijen strategis yang sistematis atau bukan.
Pihak berwenang juga sedang berupaya untuk menentukan apakah isi gambar-gambar tersebut dapat membahayakan keselamatan operasional Rafale F3R yang baru-baru ini diperoleh Yunani.
Pangkalan Udara Tanagra, selain menampung pesawat Rafale modern, juga memainkan peran sentral dalam doktrin pertahanan udara Yunani menghadapi meningkatnya ketegangan dengan Turki di Mediterania Timur.
Kehadiran warga negara asing di wilayah sensitif seperti itu, telah menimbulkan kekhawatiran penting tentang perlunya kewaspadaan berkelanjutan di Yunani. (RNS)

