Susul Singapura dan Thailand, Filipina akan mengakuisisi pesawat peringatan dini dan kontrol udara

Saab 2000 ErieyeSaab

AIRSPACE REVIEW – Angkatan Udara Filipina (PAF) pada 3 Juli 2025 mengonfirmasi telah mengajukan proposal mengenai perolehan sistem peringatan dini dan kontrol udara (AEW&C) yang akan memungkinkannya untuk mengamankan wilayah udara negara itu dengan lebih baik.

Pesawat AEW&C ini akan menyediakan kemampuan pengawasan, komando, kontrol, dan komunikasi udara, yang memungkinkan sistem manajemen pertempuran udara yang komprehensif bagi PAF.

“PAF telah mengusulkan kepada pejabat yang lebih tinggi kemungkinan akuisisi AEW&C dan merupakan bagian dari program Re-Horizon H3,” kata Juru Bicara PAF Kolonel Consuelo Castillo kepada Kantor Berita Filipina (PNA).

Namun tidak dijelaskan, kandidat pesawat AEW&C dari mana saja yang akan diikutsertakan dalam program ini.

Castillo menambahkan, dengan adanya platform AEW&C ini, memastikan bahwa program MRF (Multi Role Fighter) PAF, setelah akuisisi selesai, akan beroperasi sebagai paket kekuatan penuh.

Diketahui saat ini tiga kandidat jet tempur generasi ke-4,5 tengah bersaing dalam program MRF Filipina, yakni Saab Gripen E/F dari Swedia, Lockheed Martin F-16V dari Amerika Serikat, dan KAI KF-21 Boramae dari Korea Selatan.

Dikawasan Asia Tenggara baru dua negara yang mengoperasikan pesawat jenis AEW&C.

Pertama Singapura, di mana Angkatan Udaranya (RSAF) sejak 2010 mengoperasikan empat Gulfstream G550 CAEW (Conformal Airborne Early Warning) yang radarnya dipasok oleh perusahaan ELTA, Israel.

Kedua adalah Negeri Gajah Putih Thailand, Angkatan Udara Thailand (RTAF) saat ini mengoperasikan dua pesawat Saab 340 AEW&C Erieye dari Swedia sejak 2012. (RBS)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *