Intelijen Prancis: China menggunakan kedutaan untuk merusak penjualan jet tempur Rafale

Rafale IndiaBoeingMan777/Shutterstock

AIRSPACE REVIEW – Intelijen Prancis menyebut China telah mengerahkan kedutaannya untuk menyebarkan keraguan tentang kinerja jet tempur Rafale buatan Dassault Aviation, Prancis.

Seperti diketahui, dalam konflik Pakistan-India pada Mei lalu, Islamabad mengklaim berhasil menembak jet tempur Rafale Angkatan Udara India (IAF) menggunakan jet tempur J-10CE buatan China.

Tidak lama setelah peristiwa itu, di media sosial beredar puing-puing sebuah jet tempur Rafale IAF, diperkuat dengan registrasi yang tertera di puing pesawat itu.

Temuan dari badan intelijen Prancis yang diidentifikasi oleh The Associated Press menyatakan bahwa atase pertahanan di kedutaan asing China memimpin tuduhan untuk merusak penjualan Rafale.

Tujuannya, agar negara-negara yang telah memesan jet Rafale, terutama Indonesia, untuk tidak membeli lebih banyak pesawat tersebut dan mendorong pembeli potensial lainnya untuk memilih pesawat buatan China.

Temuan tersebut dibagikan kepada AP oleh seorang pejabat militer Prancis dengan syarat pejabat dan badan intelijen tersebut tidak disebutkan namanya.

Konflik militer India-Pakistan selama empat hari pada bulan Mei 2025 merupakan konfrontasi paling serius dalam beberapa tahun terakhir antara kedua negara tetangga bersenjata nuklir tersebut.

Pejabat militer dan peneliti sejak itu telah menggali detail tentang bagaimana perangkat keras militer buatan China milik Pakistan, khususnya pesawat tempur dan rudal buatan China yang digunakan, berhasil merontokkan sejumlah pesawat IAF.

Penjualan Rafale dan persenjataan lainnya merupakan bisnis besar bagi industri pertahanan Prancis.

Hal itu membantu upaya pemerintah di Paris untuk memperkuat hubungan dengan negara-negara lain, termasuk di Asia, tempat China menjadi kekuatan regional yang dominan.

Prancis memerangi apa yang disebutnya sebagai kampanye disinformasi terhadap Rafale.

Sebelumnya, Pakistan mengklaim angkatan udaranya (PAF) berhasil menembak jatuh lima pesawat India selama konflik, termasuk tiga jet tempur Rafale.

Sementara India mengakui kehilangan pesawat tetapi tidak mengatakan berapa banyak.

Kepala Angkatan Udara dan Antariksa Prancis (AAe) Jenderal Jérôme Bellanger mengatakan bahwa ia melihat bukti yang menunjukkan hanya 3 kerugian India, yakni Rafale, Sukhoi buatan Rusia, dan Mirage 2000.

“Tentu saja, semua negara yang membeli Rafale itu bertanya pada diri mereka sendiri,” kata Bellanger.

Pejabat Prancis telah berjuang untuk melindungi pesawat itu dari kerusakan reputasi, melawan apa yang mereka duga sebagai kampanye terpadu untuk mencela Rafale dan disinformasi daring dari Pakistan dan sekutunya, China. (RNS)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *