AIRSPACE REVIEW – Pemerintah Korea Selatan telah menambah pesanan 20 jet tempur KF-21 Boramae dari Korea Aerospace Industries (KAI). Pembelian gelombang kedua ini melengkapi akuisisi gelombang pertama sebanyak 20 pesawat.
Kontrak kedua bernilai 2,39 triliun won (1,76 miliar USD) ditandatangani oleh Administrasi Program Akuisisi Pertahanan (DAPA) dengan KAI.
Nilai kontrak tersebut sudah termasuk dukungan logistik penuh dan pelatihan untuk Angkatan Udara Republik Korea (ROKAF).
DAPA memesan 20 unit KF-21 pertama kali pada pada Juni 2024 senilai 1,96 triliun won.
KAI berencana akan mengirimkan pesawat KF-21 pertama ke ROKAF pada paruh kedua tahun 2026. Pengiriman sebanyak 40 pesawat dijadwalkan selesai pada tahun 2028.
Program KF-21 Boramae diluncurkan pada tahun 2015 melalui kemitraan Korea Selatan dengan Indonesia. Di Korea, pesawat ini dibuat untuk menggantikan F-4 Phantom dan F-5 Tiger II yang sudah tua.
Jet tempur supersonik KF-21 menggabungkan teknologi canggih dalam avionik, sensor asli, dan kemampuan multiperan.
Pesawat ini masuk dalam kategori jet tempur generasi keempat yang canggih untuk menghadapi tantangan lingkungan operasional kontemporer.
Dengan kombinasi seimbang antara kemampuan siluman parsial, kemampuan manuver yang tinggi, dan efektivitas biaya, KF-21 merupakan jembatan teknologi antara pesawat tempur generasi sebelumnya dan platform generasi kelima, seperti F-35.
Saat ini, enam prototipe KF-21 sedang menjalani uji terbang sejak Juli 2022, guna memastikan kinerja dan keandalan pesawat sebelum produksi massal.
Sejauh ini sejumlah negara telah menunjukkan minatnya terhadap KF-21, seperti Polandia, Peru, dan Uni Emirat Arab.
Meski demikian, belum ada kontrak ekspor yang ditandatangani untuk KF-21, termasuk dari Indonesia. (RNS)