AIRSPACE REVIEW – Sebagai reaksi atas serangan Amerika Serikat (AS) yang mengebom tiga situs nuklirnya pada 22 Juni 2025, Iran membalas serangan tersebut dengan meluncurkan rudal balistik Khorramshahr-4 ke wilayah Israel.
Serangan tersebut dilakukan beberapa jam setelah AS menyerang fasilitas nuklir Iran di Fordow, Natanz, dan Isfahan.
Iran mengonfirmasi, ini adalah pertama kalinya rudal Khorramshahr-4 digunakan dalam perang sesungguhnya.
Pasukan Garda Revolusi Iran (IRGC) mengatakan, mereka meluncurkan sekitar 40 rudal yang dijuluki juga sebagai “Kheibar” tersebut.
Rudal balistik jarak menengah (MRBM) dengan jangkauan 2.000 km ini menyasar ke sejumlah target penting di Tel Aviv dan Haifa. Serangan ini membuat luluh lantak bangunan akibat gempuran rudal bermuatan hulu ledak 1.500 kg tersebut.
Berdasarkan informasi yang diterbitkan oleh kantor berita Iran, IRNA, Khorramshahr-4 merupakan generasi keempat dari keluarga rudal balistik Khorramshahr.
Generasi pertama rudal Khorramshahr-1 diperkenalkan pada 2017. Selanjutnya Khorramshahr-2 muncul pada tahun 2019.
Berikutnya Iran memamerkan Khorramshahr-4 pada bulan Mei 2023, tanpa lebih dahulu mengungkapkan Khorramshahr-3.
Rudal Khorramshahr-4 berdimensi panjang 13 m, diameter 150 cm, dan berat total 19,5 ton.
Rudal memiliki tingkat akurasi yang sangat tinggi, dengan hulu ledak yang bisa dikendalikan melalui panduan satelit, tingkat kesalahan melingkar (CEP) kurang dari 30 m.
Iran mengeklaim rudal ini dapat dipersiapkan kurang dari kurang dari 15 menit saja, sehingga sulit terdeteksi lawan.
Khorramshahr-4 memiliki kecepatan hingga 19.500 km/jam di luar atmosfer dan sekitar 9.800 km/jam saat berada di dalam atmosfer.
Kecepatan dan kemampuan bermanuvernya, membuat Khorramshahr-4 sangat suit dicegat sekalipun oleh sistem pertahanan tercanggih seperti Patriot atau David’s Sling. (RBS)

