Accident

Tragedi balon udara di Brasil: Balon terbakar, keranjang jatuh, delapan orang meninggal

AIRSPACE REVIEW – Tragedi balon udara panas terjadi pada Sabtu dini hari, 21 Juni, 2025 di Kota Praia Grande, di selatan Santa Catarina, Brasil. Kebakaran terjadi saat balon udara yang membawa 21 orang termasuk satu pilotnya itu telah mengudara dalam suatu kegiatan tur wisata.

Dari 21 orang, 13 orang selamat dan delapan orang meninggal di lokasi kecelakaan. Sekitar pukul 11.00, petugas pemadam kebakaran telah menyelesaikan pencarian dan memastikan tidak ada lagi orang hilang.

Video dramatis yang dibagikan di media sosial menunjukkan balon berada di ketinggian tinggi dengan api besar di atasnya. Usai balonnya terbakar, beberapa detik kemudian keranjang balon pecah.

Para saksi selamat mengatakan, di tengah situasi yang tidak menentu dan ketakutan akan terbakar api, beberapa orang penumpang memilih untuk melompat dari balon saat masih di udara.

Dalam rekaman video yang beredar, terlihat dari kejauhan ada orang yang jatuh dari keranjang balon.

Warga di daerah tersebut melaporkan menemukan mayat-mayat berserakan di tanah kosong dan pinggir jalan akibat kecelakaan tersebut.

Tim penyelamat dan bantuan segera dipanggil untuk memberikan bantuan di lokasi kejadian dan mengangkut korban luka ke rumah sakit.

Hingga pukul 10 pagi, dua orang penumpang dilarikan dalam keadaan hidup ke fasilitas kesehatan, Gubernur Santa Catarina, Jorginho Mello, mengatakan.

Gubernur mengeluarkan pernyataan yang menyesalkan tragedi tersebut dan menyoroti dukungan penuh pemerintah negara bagian bagi keluarga korban.

Polisi Sipil Negara Bagian telah menggelar penyelidikan untuk menentukan penyebab kecelakaan tersebut.

Kepala Polisi Ulisses Gabriel mengonfirmasi bahwa penyelidikan teknis akan dilakukan untuk menganalisis kemungkinan kegagalan mekanis, kondisi cuaca, dan faktor-faktor lain yang mungkin menyebabkan kebakaran dan jatuhnya balon.

Praia Grande dikenal sebagai “Ibu Kota Balon Udara” dan terkenal dengan penerbangan panorama di atas ngarai di Brasil.

Badan Penerbangan Sipil Nasional Brasil (ANAC) juga mulai melakukan prosedur untuk menilai status hukum pesawat dan awaknya.

Dalam pernyataan resminya, ANAC melaporkan bahwa pihaknya sedang menyelidiki sertifikasi balon dan memverifikasi keteraturan operasi wisata.

Perusahaan yang bertanggung jawab atas penerbangan tersebut, Sobrevoar Serviços Turísticos, merilis pernyataan bahwa pihaknya sangat menyesalkan kecelakaan tersebut dan menyatakan sebelum ini tidak ada catatan insiden yang melibatkan aktivitasnya.

Perusahaan tersebut menawarkan dukungan dan siap bekerja sama dalam penyelidikan.

Konfederasi Balon Udara Brasil (CBB) juga angkat bicara, menyampaikan belasungkawa kepada para korban dan mengklarifikasi bahwa pihaknya tidak memiliki kewenangan untuk memeriksa operasi komersial atau wisata yang melibatkan balon udara, sebuah fungsi yang merupakan kewenangan eksklusif ANAC.

Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva melalui akunnya di X menyatakan solidaritas dengan keluarga yang terkena dampak. Ia mengatakan bahwa pemerintah federal siap membantu operasi penyelamatan dan dukungan bagi para korban.

Turis di lokasi melaporkan momen-momen mengerikan saat mereka menyaksikan balon jatuh.

Seorang wanita yang sedang menunggu penerbangan menggambarkan kengerian karena ia melihat penumpang melompat dari balon yang terbakar.

Kecelakaan tersebut kembali memicu perdebatan tentang regulasi dan pemantauan wisata balon udara di Brasil.

Aktivitas balon udara panas berkembang setiap tahun dan menarik ribuan orang untuk mencoba petualangan dengan balon udara dan menikmati pemandangan alam yang indah dalam penerbangan balon.

Pemerintah Brasil berharap, hasil investigasi akan memberikan jawaban cepat dan tindakan pencegahan untuk mencegah tragedi serupa tidak terulang. (RNS)

Pandangan AR:

Kami turut berduka cita atas kecelakaan ini. Tidak ada seorang pun mengharapkan kecelakaan. Balon Udara Panas (Hot Air Balloon) menjadi salah satu sarana turisme yang digemari di seluruh dunia.

Penerbangan menggunakan balon ini menawarkan petualangan sekaligus “bernostalgia” ke masa lalu di mana balon udara ditemukan pertama kali oleh dua bersaudara asal Prancis, yaitu Joseph-Michel dan Jacques-Étienne Montgolfier pada tahun 1783, — lebih satu abad sebelum pesawat terbang tercipta.

Awalnya, balon udara digunakan untuk penelitian ilmiah sebelum menjadi alat transportasi udara dan juga petualangan.

Kita tentu berharap, bukan balon udaranya yang dilarang, namun regulasi dan penerapan aturan ketat yang lebih ditingkatkan demi menjaga keselamatan penerbangannya. ***

RNS

Recent Posts

Almaz-Antey dan Belarus menandatangani kontrak pemeliharaan sistem pertahanan udara, termasuk S-400 dan Tor-M2

AIRSPACE REVIEW - Perusahaan pertahanan udara dan antariksa Rusia, Almaz-Antey Aerospace Defense Concern, telah menandatangani…

3 hours ago

Inggris mengizinkan Turkiye untuk mengintegrasikan persenjataan buatan dalam negeri ke jet tempur Typhoon

AIRSPACE REVIEW - Akuisisi 20 unit jet tempur Eurofighter Typhoon oleh Turkiye, melalui kontrak senilai…

4 hours ago

Jet tempur KF-21 Boramae akan dilengkapi sistem IFF buatan BAE Systems

AIRSPACE REVIEW - BAE Systems telah menerima kontrak senilai 11 juta USD dari Korea Aerospace…

7 hours ago

Spanyol produksi kendaraan tempur FEROX 6X6, berdasarkan lisensi dari EDGE Group Uni Emirat Arab

AIRSPACE REVIEW - Perusahaan pertahanan Uni Emirat Arab (UEA) EDGE Group dan EM&E Group dari…

9 hours ago

Perluas kemampuan serangan jarak jauhnya, militer Estonia akuisisi K239 Chunmoo MLRS dari Korea Selatan

AIRSPACE REVIEW - Estonia dikabarkan mengakuisisi enam peluncur roket multilaras (MLRS) K239 Chunmoo dari Korea…

10 hours ago

Jepang mengakuisisi pesawat latih T-6 Texan II dari Textron, pengiriman dimulai tahun 2029

AIRSPACE REVIEW - Textron Aviation Defense (TAD) pada 21 Desember 2025 mengumumkan telah menyelesaikan perjanjian…

10 hours ago