AIRSPACE REVIEW – Hanwha Systems dari Korea Selatan bermitra dengan Northrop Grumman dari Amerika Serikat untuk mengembangkan sistem Pertahanan Udara dan Rudal Terpadu (IAMD) generasi berikutnya.
Kedua perusahaan akan menyatukan kekuatan masing-masing dalam teknologi radar dan manajemen pertempuran untuk solusi pertahanan udara yang lebih canggih dan tangguh.
Kemitraan ini muncul di tengah kekhawatiran global atas ancaman udara yang terus berkembang, seperti yang terlihat dalam konflik modern termasuk dalam perang Rusia-Ukraina dan konflik di Timur Tengah.
Negara-negara semakin beralih ke sistem pertahanan yang adaptif dan sangat terintegrasi untuk melawan meningkatnya penggunaan jet tempur, rudal balistik, dan pesawat nirawak.
“MoU dengan Hanwha ini menunjukkan keinginan kuat kami untuk berkolaborasi dengan industri Korea dalam mengeksplorasi peluang untuk menyediakan solusi pertahanan udara dan rudal yang inovatif dan hemat biaya yang meningkatkan pertahanan dalam negeri Korea,” kata Kenn Todorov, Wakil Presiden dan Manajer Umum Komando dan Kontrol serta Integrasi Senjata di Northrop Grumman pada hari Senin.
Northrop Grumman, pengembang Integrated Battle Command System (IBCS), akan menyumbangkan keahliannya dalam teknologi komando dan kontrol yang canggih.
IBCS menghubungkan sensor dan pencegat di wilayah darat, laut, dan udara. Sistem ini menawarkan respons yang cepat dan terkoordinasi terhadap ancaman yang kompleks.
Saat ini sistem tersebut sedang digunakan oleh Angkatan Darat AS dan dievaluasi untuk adopsi internasional yang lebih luas, termasuk potensi perluasan ke Eropa.
Sementara Hanwha Systems menghadirkan kemampuan komando dan kontrolnya yang canggih, termasuk sistem seperti Korea Air and Missile Defense Operations Center (KAMDOC), Master Control and Reporting Center (MCRC), dan Air Defense Command Control & Alert (ADC2A).
KAMDOC, yang dikembangkan bersama Badan Pengembangan Pertahanan (ADD) pada 2019 hingga 2022, memainkan peran utama dalam pertahanan rudal berlapis Korea Selatan yang memungkinkan operasi komando terpusat.
MCRC memastikan pengawasan dan kontrol wilayah udara yang berkelanjutan. Sementara ADC2A mengintegrasikan berbagai sensor medan perang dan sistem pertempuran ke dalam jaringan pertahanan terpadu.
Selain sistem komando, Hanwha Systems merupakan pemain kunci dalam pengembangan radar untuk strategi pertahanan rudal berlapis Korea.
Portofolionya mencakup radar multifungsi yang mendukung sistem seperti Pertahanan Rudal Ketinggian Rendah (LAMD), Cheongung-II jarak menengah (M-SAM Block-II), dan pencegat L-SAM serta L-SAM Block-II jarak jauh.
Kolaborasi Hanwha Systems dengan Nortrhop Grumman diharapkan dapat memperkuat pertahanan nasional Korea sekaligus meningkatkan daya saing global kedua perusahaan. (RNS)
Pandangan AR:
Pesawat nirawak yang dipersenjatai telah meresahkan dan menjadi ancaman serius dalam pertempuran modern. Kemunculannya merevolusi sistem peperangan konvensional di mana aset-aset vital dan berharga mahal di darat dapat dihancurkan dengan mudah oleh sistem berharga murah tersebut.
Beragam penangkal drone kamikaze terus dikembangkan untjuk melindungi aset-aset militer berharga. Sistem yang dikembangkan menuntut integrasi terpadu agar sistem pertahanan udara yang dihadirkan dapat berperan multi untuk melawan beragam platform serangan udara, termasuk rudal, pesawat, maupun drone. ***
AIRSPACE REVIEW - Perusahaan pertahanan udara dan antariksa Rusia, Almaz-Antey Aerospace Defense Concern, telah menandatangani…
AIRSPACE REVIEW - Akuisisi 20 unit jet tempur Eurofighter Typhoon oleh Turkiye, melalui kontrak senilai…
AIRSPACE REVIEW - BAE Systems telah menerima kontrak senilai 11 juta USD dari Korea Aerospace…
AIRSPACE REVIEW - Perusahaan pertahanan Uni Emirat Arab (UEA) EDGE Group dan EM&E Group dari…
AIRSPACE REVIEW - Estonia dikabarkan mengakuisisi enam peluncur roket multilaras (MLRS) K239 Chunmoo dari Korea…
AIRSPACE REVIEW - Textron Aviation Defense (TAD) pada 21 Desember 2025 mengumumkan telah menyelesaikan perjanjian…