AIRSPACE REVIEW – Sejak Operasi Rising Lion (Singa Bangkit) dijalankan pada 13 Juni 2025, Angkatan Udara Israel (IAF) terus menekan Iran dengan serangan yang kontinyu menggunakan jet tempur yang dilengkapi senjata presisi, terutama menghabisi sistem pertahanan udara Iran.
Meskipun pejabat Israel sebelumnya mengklaim memiliki kendali penuh atas wilayah udara Iran, situasinya masih belum jelas, khususnya di wilayah timur negara itu.
Unit Angkatan Udara Israel, termasuk pesawat tempur berawak dan drone intai jarak jauh, terus beroperasi dengan kebebasan yang semakin meningkat terutama di wilayah-wilayah utama seperti Teheran, Tabriz, dan Kermanshah.
Namun, wilayah termasuk Isfahan selatan, Teheran timur, dan Mashhad timur laut belum teratasi, masih dijaga ketat sistem pertahanan udara Iran.
Sementara IAF saat ini mempertahankan kendali udara atas sebagian besar wilayah udara Iran bagian tengah dan barat, pasukan pertahanan udara Iran telah mulai beradaptasi.
Pasukan Iran telah menempatkan kembali sistem rudal permukaan ke udara dan menggeser pesawat tempurnya yang paling canggih ke provinsi-provinsi timur.
Iran kini berfokus pada pembangunan perisai pertahanan berlapis di sisi timurnya, mengerahkan aset udara dan sistem rudal modern untuk melindungi lokasi strategis yang masih berada di luar jangkauan operasional jet tempur Israel.
Karena luasnya wilayah Iran dan lamanya jarak yang ditempuh, pesawat Israel menghadapi keterbatasan bahan bakar saat menjalankan misi panjang di wilayah timur.
Fase berikutnya dari konflik Iran-Israel ini mungkin sangat bergantung pada kerja sama dengan Amerika Serikat, karena Israel sendiri sulit mempertahankan operasi bertempo tinggi di medan pertempuran yang begitu luas dan kompleks. (RBS)

