AIRSPACE REVIEW – Amerika Serikat telah mengirim jet tempur tercanggihnya, F-35 Lightning II dan F-22 Raptor, ke Timur Tengah guna meningkatkan kehadiran militernya secara signifikan sebagai respons terhadap meningkatnya ketegangan dengan Iran.
Operasi tersebut melibatkan skadron-skadron Angkatan Udara AS (USAF) dan dipimpin oleh Komando Pusat AS (CENTCOM) dalam menghadapi skenario yang tidak stabil menurut Washington.
Pergerakan jet tempur F-35 dan F-22 USAF terdeteksi antara lain melalui foto yang menunjukkan tiga pesawat tanker KC-135 Stratotanker dengan tanda panggil “GOLD” yaitu tanda untuk misi Coronet, mengawal formasi 12 jet F-35 dari RAF Lakenheath di Inggris, menuju Timur Tengah.
Sumber tambahan menunjukkan bahwa F-22 juga dikerahkan dari Langley AFB di AS, markas Wing Tempur ke-1 dan ke-192.
Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth mengatakan bala bantuan tersebut ditujukan untuk melindungi pasukan AS yang telah dikerahkan di Timur Tengah.
“Melindungi pasukan kita adalah prioritas utama, dan pengerahan ini merupakan langkah pencegahan mengingat meningkatnya ancaman terhadap keamanan kita,” ujarnya dikutip media AS.
Pada saat yang sama, Al Jazeera melaporkan kedatangan pesawat pengebom strategis B-52H Stratofortress di Diego Garcia. Pangkalan ini merupakan titik proyeksi kekuatan utama AS dalam operasi jarak jauh, di Samudra Hindia.
Kehadiran pengebom berat tersebut memperkuat peringatan akan kemungkinan eskalasi militer berskala besar.
Meskipun Pentagon menghindari retorika agresif, pergerakan udara dan logistik pendukung menunjukkan peningkatan kesiapan operasional.
Gedung Putih menegaskan bahwa Amerika Serikat bersikap defensif. “Pasukan Amerika berada dalam posisi defensif, dan sikap itu tidak berubah,” kata juru bicara resmi Alex Pfeiffer.
Namun, pernyataan yang dibuat oleh mantan Presiden Donald Trump di Truth Social miliknya telah mengobarkan perdebatan internasional.
Dalam serangkaian unggahan, Trump mengindikasikan bahwa AS mengetahui keberadaan pasti Ayatollah Ali Khamenei, Pemimpin Tertinggi Iran.
Trump mengisyaratkan bahwa Khamenei akan menjadi target yang mudah. “Kami tidak akan melenyapkannya, setidaknya belum saat ini,” tulis mantan presiden itu, dengan nada provokatif.
Trump juga menuntut Iran untuk menyerah tanpa syarat. Hal ini menunjukkan sikap konfrontasi langsung. “UNCONDITIONAL SURRENDER!” tulis Trump.
Menurut investigasi yang dilakukan oleh jurnalis Barak Ravid, pejabat senior pemerintah AS mengonfirmasi bahwa pertemuan tertutup telah diadakan di Washington untuk membahas kemungkinan aksi militer, dengan partisipasi penasihat keamanan nasional tingkat atas.
Sementara itu, pasukan AS di Timur Tengah telah disiagakan dengan sangat ketat.
Jet tempur siluman F-22 dan F-35 telah disiapkan untuk melakukan aksi dengan dukungan 30 pesawat tanker KC-135 dan KC-36A yang telah dikerahkan AS sebelumnya.
Sementara pengebom B-52 juga siap melaksanakan dengan kemampuan jangkauan penerbangannya yang jauh.
Ada spekulasi bahwa Angkatan Udara AS dapat menggunakan pesawat pengebom siluman B-2 Spirit untuk membantu Israel dalam serangannya terhadap fasilitas nuklir Iran.
Pengebom B-2 dilengkapi bom penghancur bunker Massive Ordnance Penetrator (MOP). Bom ini dirancang khusus hanya dapat dibawa oleh B-2. (RNS)

