Air Force

Malaysia mendapatkan lampu hijau dari AS untuk membeli jet tempur F/A-18 Hornet bekas dari Kuwait

AIRSPACE REVIEW – Upaya Malaysia untuk memperoleh jet tempur F/A-18 Hornet dari Kuwait semakin mendekati kenyataan setelah mendapatkan lampu hijau dari Amerika Serikat.

Kepala Angkatan Udara Kerajaan Malaysia (RMAF) Jenderal Tan Sri Asghar Khan Goriman Khan mengonfirmasi bahwa Washington telah memberikan izin yang diperlukan untuk kesepakatan tersebut, seperti diwartakan New Strait Times (16/6).

Berdasarkan Undang-undang Pengawasan Ekspor Senjata AS, semua transaksi yang melibatkan senjata buatan Amerika Serikat harus mendapat persetujuan Kongres negara tersebut. Ini termasuk aset yang telah dibeli oleh satu negara dan dijual ke negara lain.

Belum diungkapkan kapan Hornet eks Kuwait tersebut akan diterima RMAF.

Malaysia berniat megnakuisisi 30 jet tempur Hornet bekas dari Kuwait, terdiri dari campuran F/A-18C kursi tunggal dan F/A-18D kursi ganda. Pesawat tersebut telah digunakan oleh Angkatan Udara Kuwait sejak 1990-an.

Dengan mendapatkan F/A-18 C/D Hornet ini Malaysia dapat meningkatkan kemampuan tempur RMAF, khususnya di Laut Cina Selatan, yang disengketakan China dengan banyak negara.

Selain pengadaan Hornet eks Kuwait, Malaysia baru-baru ini juga telah memesan 18 jet tempur ringan KAI FA-50M dari Korea Selatan untuk menggantikan pesawat lawas BAE Hawk 208/108.

Sementara, armada tempur garis depan RMAF yang aktif saat ini adalah delapan Boeing F/A-18C/D Hornet dari AS dan 18 unit Sukhoi Su-30MKM dari Rusia. (RBS)

Rangga Baswara Sawiyya

Born of an air force family in Abdulrachman Saleh AFB, Malang. Fascinated with weaponry, automotive and action figures since childhood. The first article about the plane was published in HAI teen magazine when was being high school student. Wrote several articles about weaponry for Pikiran Rakyat newspaper and became a freelancer for Angkasa and Commando magazines from 2008 to 2017. Then joined Airspace Review and being as contributor for Langit Biru magazine since 2017

Recent Posts

Almaz-Antey dan Belarus menandatangani kontrak pemeliharaan sistem pertahanan udara, termasuk S-400 dan Tor-M2

AIRSPACE REVIEW - Perusahaan pertahanan udara dan antariksa Rusia, Almaz-Antey Aerospace Defense Concern, telah menandatangani…

5 hours ago

Inggris mengizinkan Turkiye untuk mengintegrasikan persenjataan buatan dalam negeri ke jet tempur Typhoon

AIRSPACE REVIEW - Akuisisi 20 unit jet tempur Eurofighter Typhoon oleh Turkiye, melalui kontrak senilai…

6 hours ago

Jet tempur KF-21 Boramae akan dilengkapi sistem IFF buatan BAE Systems

AIRSPACE REVIEW - BAE Systems telah menerima kontrak senilai 11 juta USD dari Korea Aerospace…

9 hours ago

Spanyol produksi kendaraan tempur FEROX 6X6, berdasarkan lisensi dari EDGE Group Uni Emirat Arab

AIRSPACE REVIEW - Perusahaan pertahanan Uni Emirat Arab (UEA) EDGE Group dan EM&E Group dari…

11 hours ago

Perluas kemampuan serangan jarak jauhnya, militer Estonia akuisisi K239 Chunmoo MLRS dari Korea Selatan

AIRSPACE REVIEW - Estonia dikabarkan mengakuisisi enam peluncur roket multilaras (MLRS) K239 Chunmoo dari Korea…

11 hours ago

Jepang mengakuisisi pesawat latih T-6 Texan II dari Textron, pengiriman dimulai tahun 2029

AIRSPACE REVIEW - Textron Aviation Defense (TAD) pada 21 Desember 2025 mengumumkan telah menyelesaikan perjanjian…

11 hours ago