AIRSPACE REVIEW – Dalam operasi bersandi Rising Lion pada 13 Juni 2025, Angkatan Udara Israel menarget fasilitas nuklir dan militer Iran menggunakan bom MPR-500 (Multi-Purpose Rigid) untuk menghancurkannya.
Menurut laporan, jet-jet tempur Israel, termasuk F-15I Ra’am dan F-16I Sufa, meluncurkan beberapa bom MPR-500 yang dilengkapi dengan kit panduan canggih seperti JDAM, Lizard, atau Paveway II.
Bom-bom tersebut ditujukan untuk fasilitas nuklir utama Iran, termasuk situs-situs bawah tanah yang diperkuat beton yang menjadi pusat operasi pengayaan uranium, serta pusat-pusat komando dan kontrol.
Bom MPR-500 yang dikembangkan oleh perusahaan pertahanan Israel IMI (sekarang bagian dari Elbit Systems) ini dikenal karena akurasi yang luar biasa dan kemampuannya menembus bunker.
MPR-500 memiliki tingkat keandalan yang tinggi, dengan tingkat keberhasilan mencapai 95 persen dalam pengujiannya.
Bom dengan berat 500 lb (230 kg) ini mampu menembus beton bertulang dengan ketebalan 100 cm dan menyebarkan lebih dari 26.000 fragmen mematikan di area 2.200 meter persegi.
Dalam Operasi Rising Lion ini, militer Israel telah membidik lebih dari 100 lokasi di seluruh Iran, termasuk Iran, Natanz, Isfahan, dan Tabriz.
Situs-situs tersebut disinyalir menampung aset nuklir dan militer utama milik Korps Garda Revolusi Iran (IRGC).
Pemerintah Iran telah mengakui akibat serangan Israel ini, tetapi belum mengonfirmasi sejauh mana tingkat kerusakan atau lokasi spesifik yang diserang. (RBS)