AIRSPACE REVIEW – China dilaporkan telah menawarkan kapal selam kelas Yuan bekas Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat (PLA Navy) ke Indonesia.
Janes memberitakan, kapal selam Tipe 039A tersebut ditawarkan oleh pejabat dari Poly Technologies Inc saat melaksanakan pertemuan dengan perwakilan dari TNI Angkatan Laut di Wisma Elang Laut di Jakarta Pusat pada 26 Mei 2025.
Poly Technologies adalah perusahaan milik negara China yang berwenang untuk melakukan impor dan ekspor sistem pertahanan.
Di Indo Defence 2024 yang berlangsung di Jakarta pada 11-14 Juni, lanjut Janes, Beijing menawarkan tiga unit kapal selam kelas Yuan untuk memenuhi kebutuhan program Kelas Kapal Selam Kesiapan Sementara (IRSC) Indonesia.
Proyek ini bertujuan untuk mengisi sementara kesenjangan kemampuan peperangan bawah laut TNI AL dengan kapal-kapal bekas sambil menunggu pengiriman kapal-kapal baru yang berbobot antara 1.800 dan 2.800 ton.
Sebelumnya pada 2024, Indonesia telah menandatangani kontrak pengadaan dua kapal selam diesel-listrik (SSK) Scorpene Evolved dari Naval Group, Prancis.
Namun, kapal selam yang dilengkapi dengan baterai lithium-ion ini masih membutuhkan waktu alam untuk direalisasikan. Sebab, kontrak pengadaan kapal selam dari Prancis tersebut belum berjalan efektif.
Bahkan jika kontrak diaktifkan tahun ini, kapal selam pertama baru akan selesai pada tahun 2030.
Kapal kelas Yuan memiliki bobot sekitar 1.850 ton di permukaan dan 2.300 ton di bawah air. Kapal selam ini menggunakan modul propulsi udara independen yang dikembangkan oleh Institut 711 China.
Yuan-class dilengkapi enam tabung 533 mm yang mampu meluncurkan torpedo kelas berat dan rudal jelajah antikapal seri YJ.
Kapal selam kelas Yuan memiliki kemampuan siluman untuk patroli di pesisir dan mampu melakukan patroli di perairan biru. Kelas ini dianggap sebagai salah satu kapal selam non-nuklir paling senyap di PLA Navy.
Dikonsep pada awal tahun 2000-an sebagai penerus kelas Song, kelas Yuan telah berevolusi melalui varian A, B, dan C berturut-turut yang memperkenalkan susunan sayap, layar yang dibentuk ulang, dan pelapis yang ditingkatkan. (RNS)
China selalu menawarkan alutsista bekasnya ke Indonesia, padahal Indonesia sanggup membeli Fregat belhara milik Perancis baru dengan nilai 20T, yang bengak ini China atau Indonesia
Untuk antisipasi intervensi China, kok pakai alutsista canggih dari China. Bisa-bisa di hack atau ditanam sensor untuk monitor setiap pergerakan alutsistanya.