AIRSPACE REVIEW – Pengiriman 66 jet tempur F-16 Viper (F-16V) dari Amerika Serikat ke Angkatan Udara Taiwan (ROCAF) kemungkinan besar akan mengalami penundaan. Media Taiwan dikutip Defence Blog memberitakan, pengiriman pesawat yang akan dilakukan tahun ini lebih sedikit dari yang direncanakan semula.
Disebutkan bahwa penundaan pengiriman pesawat diakibatkan oleh masalah integrasi sistem yang kemudian memperlambat laju produksi dan pengiriman F-16V ke ROCAF.
Kementerian Pertahanan Taiwan sebelumnya mengatakan bahwa mereka mengharapkan semua pesawat akan dapat diterima pada akhir tahun 2026.
Namun, sumber-sumber di dalam militer mencatat adanya keraguan tentang apakah seluruh jet tempur F-16 Block 70 tersebut dapat dikirim pada akhir bulan Desember tahun depan.
Dikatakan bahwa semua tergantung apakah produsen AS dapat menyelesaikan hambatan integrasi tepat waktu.
Laporan tersebut juga mencatat bahwa kontraktor AS yang terlibat telah mengganti dua manajer proyek, sementara Taiwan telah menugaskan kembali petugas penghubungnya sendiri ke produsen tersebut.
Angkatan Udara AS (USAF) dilaporkan telah memerintahkan perusahaan untuk memberikan informasi terbaru setiap bulan kepada kantor pusatnya sebagai tanggapan atas penundaan tersebut.
Sejauh ini baru satu pesawat F-16V yang telah dikirim AS ke Taiwan pada akhir Maret 2024 lalu. Taiwan berharap, sisa waktu satu setengah tahun dapat dimanfaatkan produsen untuk menyelesaikan pekerjaannya.
Taiwan membeli 66 unit F-16V buatan Lockheed Martin dari AS melalui kontrak Penjualan Militer Asing (FMS) pada tahun 2019.
Viper merupakan versi tercanggih dari keluarga F-16. Pesawat dilengkapi dengan sistem radar yang ditingkatkan dan komputer misi baru.
Pesawat generasi ke-4,5 ini juga dibekali kemampuan peperangan elektronik (EW) yang ditingkatkan serta masa pakai struktur yang lebih baik.
F-16V Taiwan juga dilengkapi dengan rangkaian peperangan elektronik AN/ALQ-254(V1) Viper Shield dan tangki bahan bakar eksternal standar berkapasitas 600 galon. (RNS)