AIRSPACE REVIEW – Intelijen Militer Ukraina, melalui Direktorat Intelijen Utama (DIU), telah melakukan operasi siber skala besar terhadap produsen pesawat pengebom Tupolev milik Rusia.
Seperti diungkapkan oleh Suspilne TV dan dilaporkan oleh situs web Militarnyi, para ahli Ukraina memantau komunikasi internal perusahaan Rusia tersebut sebelum mengakses lebih dari 4,4 GB data sensitif dan strategis, termasuk notulen rapat.
Serangan siber Ukraina tidak hanya mencuri data, tetapi juga meretas dan memodifikasi laman resmi Tupolev dengan menampilkan gambar provokatif berupa seekor burung hantu yang sedang memegang pesawat Rusia.
DIU mengatakan bahwa berkas yang diretas itu merangkum pandangan komprehensif dari seluruh operasi perusahaan.
Serangan digital oleh Ukraina terjadi menyusul Operasi Jaring Laba-laba yang baru-baru ini dilakukan oleh Dinas Keamanan Ukraina (SBU) dengan menyerang empat pangkalan udara Rusia, yaitu Belaya (Irkutsk), Olenya (Semenanjung Kola), Ivanovo, dan Dyagilevo.
Tupolev memainkan peran penting dalam industri militer Rusia. Perusahaan ini mengembangkan pesawat pengebom strategis jarak jauh Tu-95, Tu-22, dan Tu-160.
Dalam beberapa bulan terakhir, DIU telah melakukan beberapa operasi peretasan terhadap media Rusia, termasuk terhadap stasiun televisi pemerintah Rusia.
Serangan digital Ukraina terhadap Rusia menunjukkan bahwa Kyiv tidak hanya melakukan serangan fisik menggunakan drone dan rudal, tetapi juga serangan siber. (RNS)