AIRSPACE REVIEW – Filipina telah memutuskan untuk menambah 12 jet serang ringan baru FA-50PH Fighting Eagle dari Korea Aerospace Industries (KAI), sehingga jumlah total yang akan dioperasikan Angkatan Udara Filipina (PAF) menjadi 24 pesawat.
Kontrak yang ditandatangani pada 3 Juni 2025 oleh Departemen Pertahanan Nasional Filipina tersebut bernilai sekitar 700 juta dolar AS. Pengiriman pesawat dijadwalkan selesai pada 2030.
FA-50PH yang baru ini dalam konfigurasi Block 20. Pesawat akan memperkuat skadron tempur operasional kedua sebagai bagian dari program modernisasi Re-Horizon 3.
Varian Block 20 telah mengalami peningkatan, mencakup kemampuan pengisian bahan bakar udara melalui sistem probe teleskopik yang dikembangkan oleh Cobham Mission Systems. Sistem ini memperluas jangkauan operasional.
Pesawat dilengkapi radar Active Electronically Scanned Array (AESA) guna mendukung berbagai amunisi udara ke udara dan udara ke darat yang canggih.
Pesawat juga dapat membawa rudal jelajah Taurus KEPD 350K-2 yang memiliki jangkauan serang antara 500 dan 800 km.
KAI menyatakan versi yang ditingkatkan ini akan meningkatkan kemampuan deteksi, keterlibatan, dan daya tahan pesawat secara keseluruhan.
Pengadaan awal FA-50PH oleh Filipina dilakukan meningkatkan kemampuan PAF menyusul pensiunnya jet tempur Northrop F-5A/B pada tahun 2005 lalu.
Pada tahun 2011, Filipina menghadapi meningkatnya ketegangan dengan China di Laut China Selatan dan kurangnya kemampuan pencegahan udara.
Selanjutnya pada Maret 2014, Departemen Pertahanan Nasional Filipina menandatangani kontrak pengadaan 12 FA-50PH dengan KAI senilai 420 juta dolar AS.
Setelah penerimaan awal pada akhir 2015, armada FA-50PH ditempatkan di Subic Bay dan Pangkalan Udara Clark. Pesawat ini menandai bangkitnya kembali kemampuan tempur supersonik PAF setelah vakum selama satu dekade. (RBS)