AIRSPACE REVIEW – Hanwha Systems pada 27 Mei lalu mengumumkan kontrak dengan Badan Pengembangan Pertahanan (ADD) Korea Selatan untuk mengembangkan radar multifungsi (MFR) generasi berikutnya yang lebih kuat bagi sistem pertahanan udara L-SAM-II (K-THAAD).
Ini adalah pengembangan fase kedua dari sistem Rudal Permukaan ke Udara Jarak Jauh (Long-Range Surface-to-Air Missile) senilai KRW 54,7 miliar (40 juta USD).
Dengan radar MFR, sistem K-THAAD mampu mencegat rudal balistik pada ketinggian yang lebih tinggi dan jarak yang lebih jauh daripada L-SAM pertama yang pengembangannya telah selesai pada akhir tahun 2024.
Sistem radar baru L-SAM II tersebut menambahkan lapisan penting ke jaringan pertahanan rudal bertingkat Korea Selatan terhadap ancaman regional yang berkembang.
Dibandingkan dengan pendahulunya, L-SAM-II menawarkan jangkauan tiga hingga empat kali lebih besar.
Sistem ini dilengkapi teknologi radar canggih, sistem komando dan kendali yang lebih baik, serta rudal pencegat yang ditingkatkan.
Peningkatan tersebut akan memungkinkan respons yang lebih akurat dan tepat waktu terhadap ancaman rudal di ketinggian tinggi, kata Hanwha dalam rilisnya.
Radar multifungsi, yang sering disebut sebagai mata sistem rudal permukaan ke udara, memainkan peran penting dalam L-SAM-II.
Radar ini dapat mendeteksi dan melacak beberapa target jarak jauh secara waktu nyata sekaligus menjalankan fungsi utama seperti identifikasi pesawat kawan atau lawan dan pemandu rudal.
MFR baru untuk K-THAAD menerapkan algoritme presisi tinggi canggih yang dioptimalkan untuk intersepsi tingkat atas.
Dibandingkan dengan MFR yang digunakan dalam M-SAM II dan L-SAM generasi pertama, radar ini menawarkan jangkauan deteksi dan pelacakan yang jauh lebih luas untuk target rudal balistik.
Hasilnya, radar ini dapat lebih andal dalam mendukung intersepsi ancaman berkecepatan tinggi dan berada di ketinggian tinggi seperti rudal balistik jarak jauh dan pesawat musuh.
Selain itu, radar tersebut mampu membedakan antara ancaman nyata, pasukan kawan, dan objek yang tidak mengancam seperti puing-puing, yang selanjutnya meningkatkan efisiensi operasional dan pengambilan keputusan di medan perang.
“Radar adalah inti dari setiap sistem pertahanan udara,” kata Hyuk Park, Kepala Divisi Elektronika Pertahanan Hanwha Systems.
“Kami berkomitmen untuk memberikan solusi mutakhir yang disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan medan perang yang kompleks saat ini,” lanjut dia.
Dengan pengalaman puluhan tahun dalam bidang radar dan elektronika pertahanan, Hanwha Systems telah menunjukkan kemampuan yang terbukti di seluruh platform darat, udara, dan laut.
Portofolionya mencakup radar AESA untuk jet tempur generasi berikutnya KF-21 Boramae, sistem radar multifungsi untuk Kapal Perusak Korea (KDDX), dan fregat FFX Batch-III.
Berdasarkan fondasi tersebut, Hanwha Systems juga berencana untuk memasuki pasar Radar Peringatan Dini (EWR) global.
Sistem EWR masa depannya, yang dirancang untuk mendeteksi rudal dari jarak lebih dari 2.000 hingga 3.000 km, akan menjadi bagian penting dari setiap jaringan pertahanan udara strategis. (RNS)

