AIRSPACE REVIEW – Militer China telah memamerkan secara terbuka keberadaan rudal balistik antarbenua (ICBM) DF-5B miliknya.
Pengungkapan resmi DF-5B tersebut dipandang sebagai bagian dari upaya yang lebih luas oleh Beijing untuk memproyeksikan kepercayaan diri dalam upaya modernisasi militernya dan mencegah potensi ancaman asing.
Dengan jangkauan sejauh 12.000 km dan kapasitas muatan diperkirakan mencapai 3 hingga 4 megaton TNT, DF-5B mampu menimbulkan kehancuran dahsyat di mana pun termasuk wilayah Amerika Serikat.
Daya ledaknya melampaui bom atom yang digunakan dalam Perang Dunia II berkali-kali lipat, menjadikan DF-5B sebagai salah satu senjata paling kuat yang saat ini di gudang senjata China.
Rudal balistik antar benua DF-5B ini merupakan evolusi signifikan dari model DF-5 sebelumnya, yang dikembangkan selama Perang Dingin.
Peningkatan yang paling penting adalah integrasi teknologi MIRV (Multiple Independently Targetable Reentry Vehicle).
MIRV memungkinkan satu rudal untuk membawa dan melepaskan beberapa hulu ledak nuklir, yang masing-masing mampu menyerang target berbeda di wilayah geografis yang luas.
Sementara DF-5 terdahulu hanya dilengkapi dengan satu hulu ledak, DF-5B dilaporkan dapat membawa enam hingga sepuluh hulu ledak, sehingga meningkatkan kemampuan serangnya secara drastis.
Setiap hulu ledak memasuki kembali atmosfer secara independen, sehingga sangat sulit bagi sistem pertahanan rudal lawan untuk mencegatnya.
DF-5B juga diyakini menggabungkan kombinasi panduan inersia dan sistem navigasi berbantuan satelit, yang menawarkan akurasi yang jauh lebih baik dibandingkan pendahulunya.
Tingkat presisi ini memungkinkannya untuk secara efektif menargetkan dan menghancurkan aset bernilai tinggi seperti pusat komando militer, bunker yang diperkuat, dan infrastruktur penting lainnya. (RBS)