AIRSPACE REVIEW – Ukraina berhasil melakukan serangan besar-besaran pada Minggu pagi, 1 Juni 2025, terhadap empat pangkalan udara di Rusia dengan menggunakan drone FPV (first-person view) yang diselundupkan ke dalam kabin kayu yang dibawa oleh truk.
Kerugian besar diderita Rusia akibat serangan tak terduga tersebut, yang menurut klaim Dinas Keamanan Ukraina (SBU) lebih dari 40 pesawat pengebom berat Rusia hancur.
Rekaman-rekaman video penyerangan menggunakan drone FPV terhadap aset-aset militer Rusia berharga total miliaran dolar AS tersebut telah tersebar luas di media sosial. Demikian pula dengan foto-foto drone berukuran mini yang diangkut dalam kabin kayu.
Sumber militer Ukraina mengatakan, pesawat-pesawat nirawak itu diselundupkan dalam keadaan belum diberi amunisi dan baru dilengkapi hulu ledak setelah berada di Rusia.
SBU menyebut serangan drone secara masif dan mengagetkan Rusia tersebut telah dipersiapkan selama satu setengah tahun sebelumnya.
Serangan tersebut dilakukan untuk melumpuhkan pesawat-pesawat pengebom Rusia yang membawa dan meluncurkan rudal-rudal jelajah. Seperti diketahui, Rusia belakangan semakin gencar melakukan serangan jarak jauh terhadap kota-kota di Ukraina menggunakan rudal jelajah.
Dikutip oleh BBC, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan pasukan Ukraina mengerahkan 117 drone untuk melaksanakan serangan besar-besaran menyusup ke Negeri Beruang dengan sandi “Jaring Laba-laba”.
Serangan tersebut, lanjutnya, telah menghancurkan sedikitnya 34% dari armada pembawa rudal jelajah strategis Rusia.
Sumber SBU sebelumnya mengatakan, serangan pada Minggu pagi melibatkan pesawat nirawak yang disembunyikan di kabin kayu bergerak dengan atap truk yang dapat dibuka dari jarak jauh.
Drone-drone tersebut dibawa ke dekat pangkalan udara Rusia dan kemudian diterbangkan pada waktu yang tepat.
Dalam beberapa unggahan di media sosial pada Minggu malam, Zelensky mengucapkan selamat kepada Kepala SBU Vasyl Maliuk atas hasil yang benar-benar cemerlang dari operasi tersebut.
Ia mengatakan bahwa masing-masing dari 117 drone yang dikerahkan memiliki pilotnya sendiri-sendiri. Lebih jauh ia mengatakan bahwa SBU sesungguhnya ‘berkantor’ di sebelah kantor dinas keamanan Rusia.
“Hal yang paling menarik dan kami sudah dapat mengatakannya secara terbuka, adalah bahwa ‘kantor’ operasi kami di wilayah Rusia terletak tepat di sebelah FSB Rusia di salah satu wilayah mereka,” kata Presiden Ukraina.
FSB yang dimaksud Zelensky tidak lain adalah badan keamanan negara Rusia yang kuat.
Zelensky juga mengatakan bahwa semua orang yang terlibat dalam operasi tersebut telah dibawa pergi dengan selamat dari Rusia sebelum serangan terjadi.
SBU memperkirakan kerusakan pada penerbangan strategis Rusia bernilai sekitar 7 miliar dolar AS (£5 miliar). Lebih jauh SBU akan memberikan rincian lebih detail kemudian.
Sumber-sumber di SBU pada hari Minggu mengatakan bahwa empat pangkalan udara Rusia yang dua di antaranya berjarak ribuan mil dari Ukraina, telah terkena serangan.
Disebutkan pula bahwa di antara pesawat-pesawat Rusia yang terkena serangan adalah pesawat pengebom strategis berkemampuan nuklir Tu-95 dan Tu-22M3, serta pesawat tempur peringatan dini A-50.
Mereka menggambarkan seluruh operasi itu sebagai sesuatu yang sangat rumit secara logistik.
“SBU pertama-tama menyelundupkan pesawat nirawak FPV ke Rusia, diikuti kemudian oleh kabin-kabin kayu bergerak. Begitu sampai di wilayah Rusia, pesawat nirawak itu disembunyikan di bawah atap kabin-kabin ini, yang telah ditempatkan di kendaraan-kendaraan kargo,” kata sumber-sumber itu.
“Pada saat yang tepat, atap-atap itu dibuka dari jarak jauh dan pesawat-pesawat nirawak itu lepas landas untuk menyerang pesawat-pesawat pengebom Rusia.”
Gubernur Irkutsk Igor Kobzev menyatakan, pesawat nirawak yang menyerang pangkalan militer Belaya di Sredniy, Siberia diluncurkan dari sebuah truk.
Kobzev mengunggah di Telegram dan mengatakan bahwa lokasi peluncuran telah diamankan dan tidak ada ancaman terhadap nyawa.
Media Rusia juga melaporkan bahwa serangan lain juga dimulai dengan munculnya pesawat nirawak dari truk. Seorang warga mengatakan drone itu terbang dari truk Kamaz di dekat pom bensin.
Media Rusia juga melaporkan serangan di Murmansk, namun mengatakan pertahanan udara Rusia berfungsi dan mematahkan serangan.
Dalam unggahan di media sosial pada Minggu sore, Kementerian Pertahanan Rusia mengonfirmasi bahwa pangkalan udara di lima wilayah negaranya diserang.
Kementerian itu mengklaim bahwa semua serangan berhasil ditangkis terhadap pangkalan udara militer di wilayah Ivanovo, Ryazan, dan Amur. Pangkalan Amur adalah yang tidak disebutkan oleh sumber SBU sebelumnya.
Kementerian Pertahanan Rusia juga mengatakan, semua kobaran api telah berhasil dipadamkan dan tidak ada korban jiwa dari peristiwa tersebut. Selain itu dikatakan bahwa Rusia telah menahan beberapa pelaku serangan.
“Beberapa pelaku serangan teroris telah ditahan,” ungkap Kementerian Pertahanan Rusia. (RNS)
Bila berita ini benar & Rusia mengalami kerugian besar, sudah pasti Rusia murka. Putin pasti ngamuk & sdh pasti memicu perang berskala besar lagi yg akan menarik negara2 Eropa ikut berperang…
Banyak rakyat Ukraina yg ingin damai dengan Rusia, karena ula Politik Zelensky yg dipengaruhi Eropa maupun Amerika sampai2 menggulingkan Presiden Ukraina yg pro Rusia, dan mengintimidasi orang-orang Rusia yg ada di Ukraina, Crimia, Donetsk,,
Yakinlah, balasan rusia akan lbh besar dari yg sdh di lakukan Zelensky, pangkalan pembom nuklir yg diserang akan dianggap sebagai rl serangan nuklir. Dan rusia akan membalasnya dg rudak2 nuklir.
dron FVP ini bagai nyamuk, susah dibasmi
daripada repot mending Tu-95, Tu-22M3, A-50 simpan di biak aja, semua setuju….uraaa wkwkw