AIRSPACE REVIEW – Pemerintahan Presiden AS Donald Trump secara resmi telah menerima pesawat jet Boeing 747-8 pemberian dari Pemerintah Qatar. Pentagon dalam rilisnya menyatakan, pesawat tersebut diterima oleh Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth sesuai dengan semua aturan dan regulasi federal.
Juru bicara Departemen Pertahanan AS (Pentagon) Sean Parnell menyatakan, Presiden Donald Trump ingin menggunakan jet berbadan lebar mewah tersebut sebagai Air Force One (Pesawat Kepresidenan AS) yang baru.
Sebelumnya pada tanggal 15 Februari 2025, pesawat tersebut terlihat di landasan pacu Bandara Internasional Palm Beach di Amerika Serikat dan ditinjau oleh Trump.
Pentagon akan bekerja untuk memastikan bahwa jet tersebut memenuhi syarat untuk digunakan sebagai Air Force One yang baru, terutama menyangkut aspek-aspek keamanannya.
Masih belum jelas apakah jet mewah Qatar berusia 13 tahun yang dinilai berharga 400 juta USD tersebut benar-benar dapat dimodifikasi dengan cepat.
Para ahli mengatakan bahwa untuk mengubah jet itu menjadi Air Force One dapat menghabiskan biaya pembayar pajak lebih dari 1 miliar USD dan membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk menyelesaikannya.
Di Ruang Oval pada hari Rabu, Trump menyebut hadiah tersebut sebagai hal yang luar biasa. Qatar, kata Trump, menghadiahkan pesawat tersebut dalam rangka membantu AS.
Trump berdalih menerima pemberian pesawat dari Qatar tersebut rencana pengadaan dua unit pesawat 747 untuk menjadi Air Force One dari Boeing mengalami keterlambatan.
Sebelumnya ia juga mengatakan bahwa bila AS menolak pemberian pesawat ini sebagai hal bodoh.
Sementara itu, CEO Boeing Kelly Ortberg mengatakan kepada para analis dalam laporan laba kuartal terbaru pada bulan April, bahwa program Air Force One sedang direvisi untuk memungkinkan pengiriman pertama lebih awal sambil tetap mempertahankan fokus pada keselamatan dan kualitas. (RNS)