AIRSPACE REVIEW – Berkolaborasi dengan Northrop Grumman, perusahaan senjata api Colt memperkenalkan senjata peluncur granat baru yang dikembangkan di bawah program Precision Grenadier System (PGS) Angkatan Darat AS.
Proyek PGS ini bertujuan untuk mengembangkan sistem senjata portabel yang mampu menyerang target pada jarak antara 500 m hingga 1.000 m.
PGS dirancang untuk menggantikan peluncur granat lawas seri M203 dan M320 dan dapat berfungsi untuk melawan drone kamikaze mini.
Selain itu, PGS dimaksudkan juga untuk menjadi sistem yang lebih presisi daripada XM-25 yang proyeknya dibatalkan pada 2018 karena biayanya yang tinggi.
PGS memiliki bobot sekitar 6,8 kg, dilengkapi dengan laras 14–15 inci dan magasinnya berisi lima amunisi kaliber 25 mm yang dapat diprogram.
Tidak seperti sistem peluncur granat 40 mm lama, PGS 25 mm ini dirancang untuk pertempuran kecepatan tinggi pada lintasan yang lebih datar yang meningkatkan akurasi dan mengurangi waktu luncurnya.
PGS dilengkapi pula dengan optik canggih Vortex XM157 yang dapat berinteraksi dengan keluarga amunisi yang dapat diprogram.
Amunisi untuk PGS ini dikembangkan sepenuhnya oleh Northrop Grumman, termasuk tipe High-Explosive Air Burst (HEAB), Close Quarters Battle (CQB), Training (TP), dan Proximity (PROX).
Amunisi ini direkayasa untuk dapat diledakkan di atas atau di dekat target tersembunyi atau ancaman udara seperti drone kecil.
Secara strategis, sistem PGS ini meningkatkan daya tembak mematikan bagi pasukan infanteri AS di lingkungan pertempuran perkotaan maupun hutan, di mana garis pandang sering kali terhalang dan ancaman muncul dari posisi yang terlindungi. (RBS)