AIRSPACE REVIEW – Boeing melanjutkan pengiriman pesawat tanker KC-46A Pegasus ke Angkatan Udara AS (USAF) setelah jeda sekitar tiga bulan usai perbaikan masalah keretakan yang ditemukan pada dua pesawat baru.
USAF dan Boeing sepakat mengatakan masalah tersebut bukan masalah keselamatan penerbangan, tetapi masalah kualitas, penundaan, dan pembengkakan biaya sejak bertahun-tahun lalu.
“Boeing menghargai kemitraan dengan Angkatan Udara AS untuk melanjutkan pengiriman dengan aman,” kata Lynn Fox, Wakil Presiden dan Manajer Program KC-46 di Boeing kepada Majalah Air & Space Forces pada 19 Mei.
“Kami memahami pentingnya KC-46A bagi misi Angkatan Udara dan perannya dalam memberikan kemampuan pengisian tank yang canggih. Kami berharap dapat melanjutkan kerja sama kami untuk mengembangkan dan mempertahankan armada,” tambahnya.
Sementara itu, Boeing masih memiliki pekerjaan untuk perbaikan pada Penglihatan Jarak Jauh 2.0 dari sistem kamera yang digunakan operator boom di dalam pesawat KC-46 untuk mengarahkan boom ke pesawat penerima.
RVS 2.0 adalah salah satu dari sekitar setengah lusin kekurangan yang belum terselesaikan pada program tersebut, yang telah merugikan Boeing sejak dimulainya program ini.
Boeing telah melaporkan kerugian sebesar 7 miliar USD pada KC-46 sejauh ini, akibat dari kontrak harga tetap yang membebani kelebihan biaya pada pabrikan, bukan USAF.
Hingga saat ini Boeing telah mengirimkan 91 unit KC-46 ke USAF. Jumlah ini lebih dari setengah dari total pembelian yang direncanakan, yaitu 179 KC-46.
Dua pesawat terbaru KC-46A terkini telah dikirim Boeing ke Pangkalan Angkatan Udara Travis.
Boeing KC-46A akan menggantikan peran sekitar 375 KC-135 Stratotanker yang telah dioperasikan sejak tahun 1950-an.
Selain KC-135, Pegasus juga akan menggantikan peran pesawat tanker KC-10 Extender.
Diakui bahwa USAF masih perlu memiliki lebih banyak pesawat tanker untuk mendukung operasional pesawat-pesawatnya. (RNS)