Belanda menginginkan sistem torpedo anti-torpedo, Rusia sudah memilikinya lebih dulu

SeaSpider Anti TorpedoTKMS

AIRSPACE REVIEW – Belanda berniat menginvestasikan ratusan juta euro selama lebih dari satu dekade ke depan untuk pengembangan sistem anti-torpedo SeaSpider.

Surat terbaru dari Kementerian Pertahanan Belanda kepada Parlemen di Den Haag menyatakan permohonan anggaran untuk rencana investasi tersebut antara 250 juta hingga 1 miliar euro selama jangka waktu 2025–2039.

Sistem SeaSpider rencananya akan dikembangkan oleh Atlas Elektronik Jerman.

Versi demonstrator sistem tersebut diharapkan mencapai kesiapan produksi seri pada tahun 2028 dan pengiriman ke Angkatan Laut Kerajaan Belanda dijadwalkan akan dimulai pada tahun 2029, menurut laporan Naval News.

Tidak seperti kebanyakan sistem penanggulangan torpedo yang mengandalkan metode soft-kill, seperti umpan yang mengalihkan perhatian senjata yang datang, SeaSpider adalah solusi hard-kill.

Sistem tersebut meluncurkan torpedo pencegat mini (AT) yang secara fisik akan menghancurkan ancaman yang datang.

SeaSpider adalah torpedo berukuran kecil dengan panjang 1,94 m dan kaliber 210 mm.

Torpedo tersebut dilengkapi dengan pemandu inersia dan sensor akustik yang memungkinkannya untuk mendeteksi dan menyerang torpedo dengan kebisingan rendah sekalipun.

Propulsinya disediakan oleh motor roket berbahan bakar padat yang aktif saat bersentuhan dengan air dan memungkinkan pencegat untuk berakselerasi dengan cepat hingga kecepatan tempur sekitar 50 knot.

SeaSpider terintegrasi dengan rangkaian sonar kapal atau kapal selam. Setelah torpedo yang datang terdeteksi, sistem akan meluncurkan pencegat.

Setelah mengenai air, AT akan mengaktifkan sensor dan propulsi di dalamnya. Setelah cukup dekat dengan ancaman, sistem ini akan meledakkan hulu ledaknya dan menetralkan target.

Uji coba sistem tersebut telah berhasil dilakukan pada tahun 2018.

SeaSpider bukanlah sistem antitorpedo pertama di dunia. Amerika Serikat pernah mengejar kemampuan serupa melalui program antitorpedo Raytheon yang ditujukan untuk kapal induk, tetapi upaya itu dibatalkan pada tahun 2019.

Sementara itu, Rusia telah menerjunkan sistem penghancur kerasnya sendiri yang disebut Paket-NK.

Sistem ini dapat membawa dua jenis torpedo, yaitu MTT untuk peperangan antikapal selam dan M-15 untuk pertahanan antitorpedo.

Desainnya memiliki kesamaan konseptual dengan SeaSpider tetapi secara signifikan lebih besar, dengan kaliber 324 mm.

Dikembangkan sejak akhir 1990-an, Paket-NK secara resmi mulai beroperasi pada tahun 2019. (RNS)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *