AIRSPACE REVIEW – Departemen Pertahanan AS telah memerintahkan untuk pembatalan program tank ringan M10 Booker yang dikembangkan untuk Angkatan Darat AS (US Army).
Keputusan tersebut muncul sebagai bagian dari perombakan lebih luas yang diuraikan dalam memorandum Pentagon yang baru dirilis berjudul Reformasi Transformasi dan Akuisisi Angkatan Darat, yang ditandatangani oleh Menteri Pertahanan Pete Hegseth pada 1 Mei 2025.
Memo tersebut mengarahkan US Army untuk menghentikan pengadaan beberapa platform, termasuk juga M10 Booker.
Tank ringan yang dikembangkan oleh General Dynamics Land Systems (GDLS) ini disebutkan tidak sesuai untuk peran yang direncanakan sebelumnya.
Awalnya M10 dirancang berdasarkan program Mobile Protected Firepower (MPF), berkategori sebagai tank ringan yang dapat diangkut melalui udara dengan mudah.
Akan tetapi, bobot M10 Booker yang mencapai kisaran 40-42 ton membuatnya tidak lagi dapat memenuhi tujuan pengangkutan udara yang efisien.
Hanya satu tank yang dapat dimuat per pesawat angkut berat sekelas Boeing C-17 (kapasitas muatan 77 ton). Artinya, ini setara dengan beban logistik tank tempur utama M1A2 Abrams.
M10 Booker dioperasikan oleh empat kru yakni pengemudi, komandan, juru senjata, dan pemuat munisi.
Tank ini dilengkapi persenjataan utama kanon M35 105 mm. Sementara persenjataan sekundernya berupa senapan mesin M2HB kaliber 12,7 mm atau M240B kaliber 7,62 mm.
Untuk diketahui, sebelumnya US Army telah merencanakan untuk diperkuat oleh 504 unit M10 Booker.
Pada gelombang direncanakan akan dibuat 12 prototipe dan 96 versi produksi. Sementara gelombang produksi kedua dan ketiga dijadwalkan untuk pengiriman pada tahun anggaran 2025.
Namun, dengan pembatalan program tersebut, M10 Booker menghadapi masa depan tak pasti. Belum diketahui apakah tank yang sudah dibuat akan dijual ke luar negeri atau disimpan di gudang senjata. (RBS)