AIRSPACE REVIEW – Hubungan Pakistan dengan India kembali memanas, menyusul pembantaian yang menewaskan 26 warga India di wilayah Kashmir beberapa hari lalu.
Di tengah situasi yang memburuk antara kedua negara bertetangga tersebut, dilaporkan bahwa China disinyalir telah melakukan pengiriman rudal udara ke udara jarak jauh PL-15 ke Pakistan.
Pengiriman PL-15 ini ditengarai sebagai respons cepat terhadap meningkatnya ketegangan antara Pakistan dan India.
Mendukung informasi yang masih belum jelas tersebut, beredar foto di media sosial X jet tempur JF-17 Angkatan Udara Pakistan yang dipersenjatai rudal PL-15.
Laporan menyebut, rudal tersebut diambil dari stok internal Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat China (PLAAF), bukan dari varian ekspor yang dikenal sebagai PL-15E.
Pihak berwenang Pakistan maupun China belum mengonfirmasi adanya pengiriman rudal PL-15 tersebut.
PL-15 merupakan rudal berpemandu radar aktif dengan perkiraan jangkauan hingga jarak 190 mil (305 km)..
Integrasi PL-15 dengan jet tempur JF-17 Block III, yang dilengkapi dengan radar AESA KLJ-7A yang canggih, meningkatkan kemampuan Pakistan untuk melakukan pertempuran jarak jauh.
Jangkauan dan kemampuan manuver PL-15 disebut-sebut mampu menyaingi atau melampaui rudal buatan Barat seperti AIM-120D AMRAAM milik Amerika Serikat. (RBS)
Perang pecah industri militer cuan
RRC mengambil keuntungan dari konflik India-Pakistan. India dan RRC memang juga berkonflik perbatasan yang berujung pertempuran bersenjata hingga jatuh korban jiwa. RRC tidak bisa dipercaya. Masuknya Indonesia ke dalam BRICS itu rapuh dan tidak memberikan keuntungan apa-apa. Isu pelanggaran HAM di Uighur sendiri tidak berhenti. Indonesia yang punya utang luar negeri dengan RRC tutup mulut terhadap isu itu.